Mohon tunggu...
Maadzah Adawiyah
Maadzah Adawiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Matematika

Selalu bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Festival Teater Santri sebagai Wujud Syukur di Peringatan Hari Santri Nasional 2022 oleh Ponpes Putri Tahfidzul Qur'an Al Hikmah

28 Oktober 2022   16:08 Diperbarui: 28 Oktober 2022   16:57 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Santri , Lima huruf penuh kontroversi. Mengapa tidak? Karena keberadaan santri di Indonesia tidaklah sedikit jumlahnya. Menurut website Kominfo , dijelaskan bahwa ada sekitar total 40 juta orang santri Indonesia dengan 25 juta diantaranya sudah lulus. Ini menjadi bukti bahwa keberadaan santri tidaklah minoritas untuk negara kita. Selain itu, Beberapa pendapat mengatakan bahwa santri Indonesia tidak memberikan kontribusi terhadap kemajuan Negara Indonesia. Terlepas dari semua itu, yuk kita kenal lebih jauh tentang siapa itu santri dan apa saja lingkupnya. Mari simak penjelasan berikut.

Santri memiliki banyak pengertian menurut beberapa ahli. Salah satunya yaitu menurut Gus Ach Dhofir Zuhry, Santri berasal dari Bahasa sansekerta dari kata "Shastri" yang artinya orang yang mempelajari kitab suci di per Shastrian atau lebih biasa kita kenal dengan "pesantren".

 Menurut kenyataan di lapangan, Santri sendiri bisa penulis katakan sebagai Orang yang mencari ilmu dengan cara yang berbeda , yaitu dengan cara Khidmah kepada seseorang yang biasa disebut sebagai kyai, dengan cara ikut bertempat tinggal di lingkungan kyai (Pondok Pesantren) serta mau mengikuti seluruh peraturan yang dibuat oleh kyai agar mendapatkan ilmu yang dicari serta barokah dari kesholehan kyai tersebut. ilmu yang dicari sendiri oleh para santri adalah ilmu agama yang nantinya bakal jadi bekal akhirat di masa setelah kehidupan kelak. Ilmu agama tersebut bisa didapat dengan cara mengaji sesuai dengan kegiatan pondok pesantren yang ditentukan oleh kyai.

Kemudian Pondok pesantren sendiri terbagi menjadi dua fokus, yaitu pondok pesantren berbasis al qur'an dan pondok pesantren berbasis kitab. Pondok pesantren berbasis alqur'an lebih fokus terhadap lulusan hafizhoh (penghafal qur'an ) sehingga kegiatannya terfokus kepada setoran ayat ayat Al qur'an serta kegiatan kegiatan yang bisa menjaga hafalan santri agar tetap terjaga. Sedangkan pondok pesantren berbasis kitab lebih fokus terhadap kajian kitab sehingga mempelajari kitab kitab ulama terdahulu agar bisa diambil ilmunya dan diterapkan dalam kehidupan serta dibagikan ilmunya kepada orang lain agar bermanfaat.

Kegiatan di pondok pesantren tidak hanya memberikan pengaruh kecil kepada santri, Santri dituntut untuk bisa mandiri, jauh dari keluarga sehingga membuat mereka menyadari keberadaanya sebagai sebuah bentuk juang agar bisa menjadi pribadi yang lebih kokoh kedepannya. Berbaur bersama orang-orang dengan tujuan yang sama membuat para santri juga diajari jiwa toleransi kepada sesama, dan secara tidak langsung diajari kemampuan bekerja sama dengan baik , saling menghargai dan mengingkatkan rasa solidaritas.

Setelah kita memahami akan siapa santri sebenarnya dan bagaimana lingkupnya diatas, Sangatlah wajar jika Presiden Jokowi akhirnya menetapkan hari santri yaitu pada tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan ini dilaksanakan pada Kamis, 21 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal." Saya menyatakan secara resmi tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional" Ujar Jokowi pada hari itu. Mengapa Bapak Jokowi mau mendukung santri?

Alasan paling relevan adalah karena santri sendiri memiliki kontribusi terhadap kemerdekaan . Mengapa demikian? Bisa kita ketahui bahwa Kemerdekaan Indonesia yang merdeka pada 17 Agustus 1945 tidak lepas dari peran para Ulama di medan perang. Ulama berkontribusi penuh baik melalui fisik maupun melalui kebijakan yang mereka buat bahkan doa mereka pun juga ikut berpengaruh. Banyak Ulama yang berperan, Seperti halnya Seorang ulama terkenal KH. Hasyim Asy'ari yang penuh perjuangan demi kemerdekan bangsa kita, Ulama ulama lain seperti KH. Abdul Wahid Hasyim, KH. Zainul Arifin, KH Zainul Mustofa dan masih banyak lagi yang berperan dengan perannya masing masing. Sejarah ini membuktikan bahwa santri juga berpengaruh dalam kemerdekaan Indonesia karena mengikuti dawuh atau ucapan kyai tersebut.

Tak hanya itu, di zaman sekarang peran santri juga masih memberikan kontribusi kepada Indonesia , banyak lulusan santri yang menjadi orang hebat dijajaran kementerian Indonesia. Seperti halnya Bapak Hanif Dakhiri sebagai Menteri tenaga kerja, beliau lulusan pondok pesantren Al Muayyad Solo. Kemudian Bapak Lukman Hakim sebagai Menteri Agama, beliau lulusan Pondok Pesantren Darussalam Gontor. Tidak lupa dengan Bapak Imam Nahrawi yang merupakan Menteri Pemuda dan Olahraga, beliau merupakan lulusan Pondok Pesantren Al Kholiliyah An Nuroniyah, Bangkalan, Jawa Timur dan beberapa lainnya yang juga selain jajaran kementerian melainkan di bidang lain yang keberadaanya sangat bermanfaat bagi kita namun tidak cukup untuk disebutkan satu persatu. Keren sekali bukan!

Maka dari itu melihat berbagai penjelasan diatas, sesuai dengan ketetapan presiden. Sudah sepatutnya kita merasa bangga dan ikut berpartisipasi merayakan Hari Santri Nasional setiap tahunnya pada tanggal 22 Oktober. Karena dengan begitu, itu juga sebagai bentuk wujud syukur kita atas perjuangan yang telah ulama dahulu kita lakukan. Selain itu dengan adanya peringatan tersebut, juga bisa sebagai bentuk perwujudan pengamalan sila ketiga Pancasila. Bagaimana bisa begitu? Yuk kita simak penjelasan berikut.

Sila Ketiga Pancasila berbunyi "Persatuan Indonesia" Ini berarti kita bisa mewujudkan pengamalannya dengan sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa serta mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan, contohnya dengan senang menggunakan produk dalam negeri dan menimalkan belanja impor sebagai bentuk rasa cinta kepada negara kita. Nah, memperingati hari santri juga merupakan pengamalan sila ketiga. Bagiamana bisa? Karena dengan kita memperingati hari santri, kita mengembangkan rasa cinta kita dengan melaksanakan kegiatan sebagai wujud syukur atas kemerdekaan yang telah kita dapat. Selain itu juga mengembangkan kebanggaaan berkebangsaan karena merasa bangga bisa menjadi salah satu bagian dari ulama yang sudah berjuang mati-matian demi kemerdekaan. Tak hanya itu , biasanya perayaan ini dilakukan oleh banyak santri diberbagai daerah dan berkumpul di satu tempat tertentu, ini bisa menambah rasa persatuan dan persaudaraan antar para santri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun