Mohon tunggu...
Dian Artharini
Dian Artharini Mohon Tunggu...

Aku: Tari, 32, ibu dua anak, praktisi UKM, menulis jika bermanfaat, google search: Dzafa Collection.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tentang Perilaku Bejat

14 November 2013   21:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:10 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13844376421639640701

[caption id="attachment_301794" align="aligncenter" width="649" caption="Sumber gambar : http://www.lihat.co.id "][/caption]

Sesungguhnya seseorang itu ketika dia dilahirkan di dunia ini semua dalam keadaan fitrah, suci dari segala dosa, namun lambat laun seiring dengan perubahan dirinya dari anak-anak menuju ke dewasa, maka sedikit demi sedikit berubah, satu persatu muncullah pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan timbulnya dosa dalam kehidupannya. Disaat kita remaja terkadang dosa itu muncul dengan tanpa disadari, jiwa muda pada waktu itu tidak mengenal takut dan marabahaya, suka berbuat nekad serta serta berbuat hal-hal yang dilarang oleh agama, karena memang darah muda mereka menyebabkan mereka belum terlalu perduli denganhal tersebut, sehingga tidak menyadari sepenuhnya bahwa hal yang diperbuatnya tersebut sebetulnya dilarang agama.

-----

Hakekatnya sampai dimana batas perbuatan dosa tersebut sampai seseorang itu bisa dijuluki dengan kata “bejat” yang berarti rusak ahlak, budi pekerti atau kelakuannya, jawabannya relatif karena perbuatan itu kasus per-kasus dan menyangkut orang-perorang, tidak bisa kita menyama-ratakannya. Remaja SMP yang berbuat mesum di video yang heboh itu misalnya belum tentu bisa dikatakan mereka sudah bejat, karena besar kemungkinan apa yang dilakukan hanya berupa kelalaian, ingin dipuji oleh teman-temannya atau ada suatu tekanan dari teman-temannya sendiri agar berbuat hal tersebut, dengan kata lain remaja tersebut belum “rusak”, masih bisa diarahkan kembali untuk tidak berbuat hal semacam itu lagi, dengan kata lain kerusakan itu masih bisa diperbaiki, tentunya dengan bimbingan psikolog, guru atau orang-tuanya.

-----

Seseorang bisa dikatakan bejat kalau dia sudah rusak dan tidak bisa diperbaki lagi baik ahlaknya, budi pekerti maupun kelakuannya, berbuat hal yang sama secara terus menerus. Pada orang-orang seperti ini bejat itu sudah menjadi sifat dan sudah menjadi darah daging dalam dirinya, sehingga sudah menjadi bentuk suatu perilaku bagi orang tersebut. Jadi orang itu bejat karena perilakunya memang sudah jadi bejat, tidak bisa dirubah lagi, oleh sebab itu kita tidak bisa mengkaitkan perilaku ini dengan pakaian yang dipakai, tidak ada kaitan sama sekali dengan itu.

-----

Bagi remaja sekolahan, pakaian itu hanyalah seragam sekolah belaka, walaupun ada anjuran atau sedikit pemaksaan, mungkin sekolahnya mengharuskan atau menganjurkan para anak perempuan di sekolah tersebut memakai jilbab, atau memakai dress sampai ke mata kaki, memakai seragam dibawah lutut, pas di lutut dan sebagainya, tapi itu tidak lebih dari seragam saja, jadi tidak ada kaitan dengan perilaku bejat. Dengan kata lain seorang remaja bejat itu karena perilakunya memang sudah bejat, bukan karena pakaiannya. Apapun pakaiannya, jenis jilbab atau tidak jilbab, pakai mini atau maksi kalau remaja tersebut memang perilakunya sudah bejat, tetap kita katakan remaja itu bejat.

-----

Kesimpulannya, kita tidak boleh sembarangan menyatakan seseorang itu bejat, apalagi kalau mengkaitkan dengan pakaian yang dipakainya, karena bejat itu adalah perilaku yang menyangkut ahlak, budi pekerti serta kelakuan rusak yang tidak bisa diperbaiki lagi atas diri seorang manusia, siapapun dia dan agama apapun yang dianutnya, akan sama saja tidak ada bedanya.

-----

Bandung, 14 Nopember 2013

----- +++TARI+++

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun