Mohon tunggu...
Dita Silvi Antika
Dita Silvi Antika Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Maliki Malang jurusan Psikologi dan Tutor Matematika di LBB Gold Generation\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenali Kognisi Diri, untuk Menghindari Penuaan Dini :D

12 November 2014   18:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:58 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada artikel saya sebelumnya, kita telah membahas tentang kesadaran, memori, melupakan dan meengingat, pengenalan objek dll. Nah sekarang saya akan membahas tentang kognitif itu sendiri. Kognitif manusia, ditinjau dari sudut pandang perkembangan, adalah hasil dari rangkaian tahap-tahap perkembangan yang dimulai sejak tahun-tahun awal permulaan pertumbuhan pada tahap awal. Persepsi, memori, bahasa, dan proses berpikir kita dikendalikan oleh struktur genetik dasar kita yang kita warisi dan perubahan yang kita alami sebagai tanggapan terhadap permintaan lingkungan yang muncul dalam berbagai interaksi fisik dan sosial.

Perkembangan kognitif  berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi, dan sedikit banyak membentuk pola-pola yang teratur sepanjang rentang kehidupan individu. Sedangkan untuk perkembangan kognitif mulai dirilis oleh penelitian Jean Pieget dari swiss sepanjang rentang kehidupan individu. Dan dikembangkan oleh Lev S. Vygotsky dari Rusia. Teori sebagai kerangka umum, data dan ide-ide terkini juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman mutakhir yang berimplikasi terhadap perkembangan kognitif.

Salah satu teori perkembangan kognitif (pieget) menyatakan bahwa pertumbuhan intelektual secara biologis ditentukan dan diatur oleh dua proses yaitu: adaptasi yang mencakup penyesuaian kognitif terhadap lingkungan (asimilasi dan akomodasi), da organisasi yang mencakup peningkatan kompleks dan representasi mental yang terintegrasi. Ciri-ciri perkembangan kognitif adalah bersifat kuantitatif, perubahannya linier dalam suatu tahap, dan adanya perubahan kualitatif melintasi empat tahap utama, yaitu: tahap sensorimotor, pra-operasional, operasionall konkret, dan operasional formal.

Sedangkan untuk teori yang lain mengenai perkembangan kognitif (Vygotsky) menolak determinisme biologis yang ketat dan menyatakan bahwa perkembangan didahului oleh proses belajar. Pikiran dan bahasa diyakini Vygotsky sebagai dua hal yang tidak saling tergantung. Di mana pikiran terbentuk secara biologis, sementara bahasa merupakan bentuan sosial. Integrasi terjadi ketika anak menghubungkan pikiran, bahasa, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya melalui aktivitas pemberian nama.

Berbeda halnya dengan saraf,  perkembangan saraf dapat kita amati melalui pendekatan neurokognitif pada psikologi kognitif yang menekankan perkembangan otak dan persamaannya dengan perubahan kognitif. Perkembangan biologis otak, baik pranatal maupun post-natal secara inheren melibatkan perkembangan kognitif spesies. Neurosains kognitif perkembangannya didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa semua fungsi-fungsi kognitif semata-mata merupakan struktur da proses neuroogis belaka.

Otak berkembang dari sederhana menjadi kompleks sejak tahap awal kehidupan individu. Ha ini menjadi pook persoalan dalam pembahasan mengenai stimulasi lingkunga dan batasan biologis.

Penelitian tentang perubahan kognitif dalam kaitannya dengan usia membutuhkan eksplorasi sitematis terhadap berbagai proses yang berbeda. Nah di sini, kita hanya akan mengeksplorasi sebagian proses tersebut, dan terbatas pada rentang usia tertentu, dari masa prasekolah hingga dewasa. Intinya, menitikberatkan pada kemampuan kognitif dasar yang melibatkan perolehan informasi dari lingkungan dan penyimpanannya, serta manipulasi informasi dalam memori. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran megenai bagaimana sudut pandang kognitif berguna untuk memahami beberapa aspek penting perkembangan manusia.

“Menjadi tua bukan masalah, anda hanya perlu hidup cukup lama” (Groucho Marx). Ilmu yang mempelajari masalah tentang penuaan disebut Gerontologi. Dimana ilmu ini berbeda dengan geriatri yang mempelajari penyakit-penyakit yang muncul seiring dengan proses penuaan. Sedangkan Gerontologis mempelajari perubahan sosial, fisik, dan mentall pada lansia, psikolog kognitif llebih tertarik pada dampak penuaan terhadap kemampauan mental kognitif seperti pembuatan keputusan, memori, dan kemampuan perseptual.

Sangatlah penting melakukan kajian terhadap proses-proses kognitif manusia pada periode penuaan (senescence) yang ditandai dengan penurunan dari tahap perkembangan sebeumnya. Peru kita ingat bahwa penuaan dan kematian adalah aspek ilmiah pengalaman manusia. Ironisnya, kematian sangat adaptif. Berdasarkan perspektif evolusioner, rentang hidup yang lebih singkat (di luar reproduksi dan pengasuhan anak) membebaskan sumber daya yang diperlukan untuk reproduksi.

Penelitian-peneitian yang membandingkan kognisi tingkat anjut pada anak dan orang dewasa menunjukkan bahwa anak-anak menggunakan skematik cerita yang sama dengan cara yang dilakukan orang dewasa. Sementara orang dewasa lebih mengandalkan representasi semantik, anak-anak lebih mengandalkan representasi yang berdasrka persepsi. Pembentukan kategori konseptual mendahului akuisisi bahasa, berdasarkan pembentukan prototipe pada bayi.

Akuisisi informasi mula-mua membutuhkan persepsi dan perhatian (attention) pada informasi yang bersangkutan. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kelompok sebjek yang ebih muda dan kelompok subjek yang ebih tua dallam kemampuan-kemampuan seperti perhatian selektif dan kemampuan untuk merespon tugas, meningkat seiring bertambahnya usia. Orang dewasa dan anak-anak yang ebih besar menggunakan strategi penyandian yag berbeda. (misalnya, berganda vs.sederhana) dengan anak-anak yang ebih keci, dan perbedaan ini muncul pada tahap awa rangkaian pemrosesan informasi sebagai register sensorik.

Daftar Pustaka : Solso, R.L., dkk. (2008). Psikologi Kognitif. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun