Mohon tunggu...
Dyta SuciAulia
Dyta SuciAulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Pelajar

Menulis adalah pekerjaan yang aku lakukan disaat gabut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bentuk dan Dampak Disrupsi bagi Manajemen Produksi dan Jasa

18 Oktober 2022   00:00 Diperbarui: 18 Oktober 2022   00:02 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian disrupsi menurut Merriam-Webster adalah tindakan atau proses yang mengganggu sesuatu: istirahat, atau beberapa kegiatan lainnya. Disrupsi terjadi secara meluas karena, perubahan zaman dimana akan terjadi juga perubahan pemerintahan, bisnis, pendidikan dan hubungan-hubungan sosial lainnya. Secara harfiah, dapat dikatakan disrupsi merupakan fenomena terjadinya perubahan yang terjadi secara besar-besaran atau juga sebuah peristiwa berubahnya segala sistem tatanan lama pindah ke sistem tatanan baru.

Seiring berkembangnya zaman, kemajuan teknologi akan semakin berkembang. Banyak hal-hal yang berubah karena peristiwa Revolusi Industri, sebelum lebih jauh lagi pembahasan kita mari kita cari tahu jenis-jenis revolusi industri. Revolusi industri terbagi 4 jenis, yaitu :

1. Revolusi Industri 1.0 (1784), tahun ini adalah dimana sistem produksi masih mengandalkan tenaga angin, air dan otot.

2. Revolusi Industri 2.0 (1870), pada tahun ini sudah mulai terjadinya perubahan dimana adanya mesin uap yang ditemukan oleh James Watt pada tahun 1776. Walaupun, masih terhambat oleh transportasi dan pada tahun 1913 terciptanya Assembly Line atau lini produksi yang menggunakan ban berjalan (convery belt).

3. Revolusi Industri 3.0 (1969), pada tahun ini ditandai dengan digantikannya tenaga manusia dengan tenaga mesin. Seperti, robot ataupun komputer.

4. Revolusi Industri 4.0 (saat ini), revolusi ini dicetus oleh para ahli yang berasal dari Jerman di tahun 2011. Pada deklarasi Hannover Trade Fair, industri memasuki babak baru yang produksinya berkembang pesat. Pada tahun 2015 Jerman mengenalkan gagasan Revolusi Industri dalam acara World Economic Forum, pada saat itu Jerman mengeluarkan modal 200 juta euro demi menyongsong pemerintahan, akademisi, dan pebisnis untuk melakukan penelitian akademis. Tidak hanya Jerman, akan tetapi Amerika Serikat juga turut serta menggerakkan Smart Manufacturing Leadership Coalition ( lembaga nirlaba yang menjadi pemasok lembaga pemerintahan.

Para ahli mempunyai banyak inovasi baru seperti, Big Data, Internet of Things (IoT), Artificial Intelelligence (AI), Rekayasa Genetika, Percetakan 3D, Kendaraan tanpa pengemudi, Robot dan Mesin pintar.


Sistem produksi, strategi manajemen hingga segala model bisnis saat ini harus sudah menerapkan teknologi Revolusi 4.0, terlebih khususnya perusahaan besar  yang memproduksi banyaknya produk. Dengan penggunaan IoT dan Big data mempermudah pelaku bisnis yang menyediakan produksi atau jasa mendapatkan konsumen dan juga mempermudah melakukan transaksinya. Sedangkan perusahaan bisa menggunakan mesin pintar atau robot yang sudah dirancang khusus untuk mempermudah pengoperasian perusahaan.

Selain itu revolusi 4.0 ini juga penggunaannya diterapkan pada bidang jasa, seperti contohnya tutor pelajaran secara online. Sebelum adanya revolusi ini, proses tutor pelajaran ini dilakukan secara tatap muka dan yang menggunakan jasa ini hanya orang-orang yang ada di lingkungan sekitar saja. Namun saat ini proses tutor bisa dilakukan secara daring, seperti menggunakan aplikasi Google Meet atau Zoom dan masih banyak aplikasi yang dapat menunjang terjadinya proses pengajaran.

Namun, dari banyaknya dampak positif yang kita dapatkan dari Revolusi Industri 0.4 ini terdapat banyak sekali pihak yang merasakan dirugikan dengan adanya Revolusi 0.4. Seperti tukang ojek yang biasa mangkal merasa dirugikan karena saat ini orang-orang banyak menggunakan jasa ojek online, terdapat juga banyak orang yang belum bisa menggunakan telepon pintar dan bahkan ada yang belum memilikinya.

Peristiwa disrupsi ini tentu saja tidak bisa dihindari, hal ini terjadi karena berkembangnya zaman. Hal ini hanya bisa dihadapi dengan  dua hal, yaitu mengikuti perkembangan tersebut atau berdiam diri ditempat dan masih menggunakan cara lama. Bagi pelaku bisnis atau operasi pada suatu perusahaan dan juga baik individu, perlu berinovasi dan beradaptasi dengan era globalisasi saat ini, karena teknologi akan menjadi peran utama dalam kehidupan. Sulit rasanya jika memiliki rasa ingin berinovasi atau ingin mengembangkan suatu usaha akan tetapi memiliki keterbatasan teknologi atau bahkan gagap teknologi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun