Mohon tunggu...
Dyan Saryani
Dyan Saryani Mohon Tunggu... -

Mahasiswa tingkat akhir dengan kegalauan tingkat Zeus, penulis lepas selepas-lepasnya, blogger moody, pengajar (perusak bakal calon masa depan bangsa) dan lajang calon feminis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jadi, Siswi Harus Perawan Kalau Mau Sekolah?

20 Agustus 2013   21:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:03 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya semakin heran dengan ulah para petinggi yang banyak muncul dan dibicarakan di media-media. Topik yang ini sebenarnya bukan topik baru. Tes keperawanan untuk siswi SMA. Untuk apa?
Bermula dari percakapan saya dengan teman-teman sekantor di conference YM,seorang rekan bilang tes perawan heboh lagi. Astaga, saya cuma bisa mengelus dada. Apalagi deh ini?
Belum banyak berita yang saya baca,tapi melalui linimasa twitter saya bisa menebak akan banyak pihak yang komentar untuk masalah satu ini. Entahlah, haruskah?
Saya bukan ahli pendidikan tapi saya pernah melewati masa SMA,sampai sekarang saya juga masih menjadi anak didik dari dosen-dosen saya.Saya juga memiliki anak didik (kebetulan saya juga mengajar privat di suatu lembaga) Ayolah, bapak ibu yang memiliki kewenangan, saya tahu mungkin wacana ini memiliki guna dalam hal moral dan kesusilaan. Saya mengerti mungkin ini juga akan ada kaitannya dengan tata krama. Tapi, perlukah? Benarkah seperlu itu?

Sekali lagi, saya bukan ahli pendidikan tapi ikut miris rasanya ketika ada wacana seperti ini muncul di media. Saya dan seorang rekan di kantor setuju (atau mungkin ini pendapat pribadi saya saja) mungkinkah ini cuma wacana pengalihan isu lainnya? Yang saya tahu, itu adalah cara yang paling jitu, mengalihkan isu besar dengan isu yang (mungkin) sepele. Mungkinkah?
Saya sempat berpikir, apalagi setelah melihat banyak kondisi sarana pendidikan yang (lagi-lagi menurut saya) belum memadai,mengapa malah mengurusi hal seperti itu? Asumsi saya, mengapa tak mereka pikirkan saja bagaimana memberi sarana dan fasilitas yang layak dan merata untuk semua anak didik di Indonesia? Tak perlu jauh melirik ke pendidikan di luar Jawa, di dalam Jawa pun, di pedalaman Jawa pun juga banyak bangunan sekolah yang terbengkalai karena aliran dana untuk perbaikan mungkin sudah tersalurkan ke mall atau pelesir lainnya. Bukankah itu lebih penting? Ah saya hanya mencoba untuk sedikit kritis, setidaknya hanya itu yang bisa saya lakukan sekarang.
Kemudian, jika pada akhirnya tes perawan ini memang diberlakukan, tidak berhak kah mereka yang tidak perawan mendapat pendidikan? Atau kah nantinya akan ada kelas atau mata pelajaran khusus untuk mereka yang tidak perawan? Tidakkah ini sedikit melenceng dari apa pendidikan itu?
Dulu saya belajar dan mengerti mengapa murid diharuskan memakai seragam karena supaya se ragam (satu ragam) yang berarti tidak berbeda dan dipandang sama. Memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Jika kemudian mereka yang tidak perawan kemudian dibedakan, apalah guna seragam? Apalah guna pendidikan jika masih saling membedakan karena penilaian yang (mungkin) tidak berdasar? Ah, begitu kompleks negara tercinta saya ini.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun