Mohon tunggu...
Dyan Agus
Dyan Agus Mohon Tunggu... Buruh - Cinta di atas senja

Harta yang paling berharga di atas dunia ini adalah keluarga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kematian: Sebuah Perenungan

28 Juni 2021   22:42 Diperbarui: 28 Juni 2021   22:46 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kematian yang setiap orang akan merasakannya itu merupakan jiwa yang berbeda dengan raga, jiwa tidak akan ikut hancur dengan kehancuran raga. Kematian memang merupakan cobaan besar, namun ini harus di terima oleh makhluk dengan ikhlas dan lapang dada sebab kematian adalah hak yang sudah di gariskan oleh allah sehingga tidak perlu di takuti. Maka keliru jika ada orang yang menyangka bahwa kematian adalah suatu yang buruk, karena disana ada secercah harapan yang memberikan kabar gembira bahwa kematian itu sesuatu yang baik. Kematian yang mati terpuji lebih baik kondisinya dari pada orang yang hidup tercela.

Saya ingin memulai dengan sebuah riwayat, dulu pada masa ali al-hadi, cucu rasulullah yang kesiembilan, suatu hari ali alhadi mengunjungi orang yang sakit parah, orang yang sakit itu takut luar biasa menghadapi kematian, wajah nya resah gelisah, sama sekali tak tampak kedamaiaan, wahai hamba allah kamu takut kematian karena kamu tidak memehami arti kematian, sekarang katakan kepadaku, andaikan tubuhmu di lumuri kotoran, sehingga kamu merasa tidak enak dan merasakan kepedihan dalam seluruh tubuhmu, lalu kamu membersihkannya di kamar mandi, sehingga kamu bebas dari kotoran dan rasa sakit itu.

Dalam kondisi seperti itu apa yang hendak kamu lakukan: ingin membersihkan diri dari kototran-kotoran itu atau kamu enggan mandi dan senang berada dalam keadaan kotor ?... orang sakit itu menjawab, " wahai cucu rasulullah saya lebih baik memilih mandi membersihkan diri"  ali al-hadi berkata, " ketahuilah, kematian adlah kesempatanmu yang terakhir untuk membersihkan kamu dari dosa dosamu, membersihkan kamu dari keburukanmu, jika kematian menjemputmu sekarang, tidak engkau ragukan lagi bahwa kematian itu akan membebaskanmu dari semua derita dan kepedihan serta akan memperoleh kebahagiaan yang abadi".       

Sebagaimana firman allah mengatakan " Tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengetahui dengan detail." Dan "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." ( QS An Nisa' 78 )

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa tidak ada siapapun manusia di bumi yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari. Dan tidak ada seorangpun yang tahu di mana ia akan mati. Dalam ayat tersebut allah sudah menjelaskan bahwa kematian tidak dapat dihindari oleh siapapun. Kematian dapat terjadi dalam keadaan apapun bahkan tanpa tanda-tanda sekalipun. Karena kematian hanyalah berada di tangan Allah SWT. Hal ini mengingatkan kepada manusia agar selalu mengingat Allah SWT dengan terus beribadah. Dengan mengingat kematian manusia akan selalu meningkatkan keimanan, ketakwaan, terus memperbaiki diri dan memohon ampunan pada Allah SWT.

Dulu kita berasal dari allah dalam keadaan suci, kemudia kita semestinya kembali kepadnya dengan suci pula. Sebagaimana anak anak kecil meninggalkan rumah setelah mandi, kemudian dia bermain-main dengan teman teman nya di halam rumah atau di lapangan luas, waktu dia mau pulang kerumah, anak kecil itu terlihat kotor dan carut manut penuh debu, kotoran itu gatal di sekujur tubuhnya yang bisa membuat badanyya gatal di karenkan kuman kuman yang menenpel di tubuhnya kecuali anak itu mandi untuk membersihkan diri sehingga bersih badannya dari segala kuman dan kotoran yang ada.

Sebagaimana Allah SWT berfirman  di  dalam QS. Al-Baqarah ayat 222 yang artinya:

"...Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." Dari arti ayat ini, kita diingatkan untuk tetap bersih dan suci adalah sebagian dari iman. Dengan mensucikan diri , berarti kita menunjukkan cinta dan pengabdian kepada Allah SWT. Dengan kasih sayangnya allah swt kita sebagai manusia masih di beri kesempatan dan peluang  untuk dapat menyucikan diri dalam tiga episode kehidupan :

Proses pembersihan

Yang pertama : di dunia ini kita melakukan penyucian dengan diri( tubuh dan ruh sekaligus ) kita sendiri, tapi juga butuh kita, ketika kita berbuat dosa yang kita cemari bukan ruh saja tapi jasad kita menjadi imbasnya, ruh kita ini berbuat dosa karena ada jasadnya, mungkin ruh kita di siksa karena niat niat buruk dan getaran-getaran dosa yang selalu diukirnya setiap malam. Maka tubuh itu yang melakukan dengan sebenar-benarnya potensi dari ruh itu dalam perbuatan. Jadi kita membersihkan diri kita itu secara sengaja dengan diri kita sendiri itulah yang disebut dengan taubat.

Ini saya berikan sebuah contoh agar kalian ingat, mungkin saya ibaratkan diri kita itu sebagai  sebuah mobil, stelah kita bertebaran di muka bumi ini sudah barang tentu mobilnya akan kotor, maka kita akan menyewa orang lain untuk mebersihkannya. kedua : di alam barzak, ketiga ; di alam akhirat. Karena tuhan itu mempunyai sifat maha pengasih dan maha penyayang, tuhan sendiri dia menawarkan dirinya untuk membersihkan diri kita tanpa sewa, inilah proses pembersihan yang langsung dari allah swt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun