Di masa depan, arsitektur harus lebih dari sekadar fungsional atau estetis untuk mengatasi masalah iklim, urbanisasi, dan krisis keanekaragaman hayati. Arsitektur harus berfungsi sebagai agen pemulihan lingkungan. Bangunan harus menjadi solusi daripada beban lingkungan.
Dengan menjadikan bangunan sebagai tempat tumbuh makhluk hidup, kita tidak hanya membangun struktur, tetapi juga membangun sistem yang mendukung kehidupan. Arsitektur masa depan harus mempertimbangkan setiap inci bangunan sebagai ruang hidup bagi flora dan fauna, seperti jamur, lebah, burung merambat, dan tanaman merambat yang meningkatkan kesuburan tanah.
Menghidupkan kembali keterhubungan antara arsitektur dan alam bukanlah hal yang mustahil. Dengan inovasi desain, dukungan kebijakan, dan perubahan pola pikir, bangunan bisa menjadi tempat hidup yang inklusif, tidak hanya bagi manusia, tetapi bagi semua makhluk hidup. Inilah bentuk arsitektur yang benar-benar berpihak pada kehidupan---arsitektur yang tumbuh, memberi tumbuh, dan menjadi bagian dari ekosistem yang utuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI