Mohon tunggu...
Dyan Agustin
Dyan Agustin Mohon Tunggu... Dosen Arsitektur-Interior UPN "Veteran" Jawa Timur

Tertarik di bidang arsitektur interior, craft, aksesories, wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tumbuh Bersama Alam : Transformasi Arsitektur di Seroomah Malang

9 Mei 2025   12:21 Diperbarui: 9 Mei 2025   12:21 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar . Suasana area lantai 2 Seroomah Malang; Sumber : https://www.instagram.com/seroomahmalang/

2

Potensi Penyerapan Debu: Permukaan bata yang berpori bisa cenderung menyerap debu lebih banyak dibandingkan permukaan cat yang halus. Pembersihan rutin mungkin diperlukan

3

Variasi Warna dan Tekstur: Variasi alami pada warna dan tekstur bata bisa menjadi daya tarik, tetapi juga bisa menjadi kekurangan bagi sebagian orang yang menginginkan tampilan yang seragam

Secara keseluruhan, penggunaan dinding bata ekspose menawarkan sejumlah manfaat signifikan dalam hal estetika, perawatan, daya tahan, dan potensi kenyamanan. Pilihan antara bata ekspose dan finishing cat sangat bergantung pada preferensi desain, anggaran, dan kebutuhan fungsional bangunan. Pada bangunanSeroomah ini telah menerapkan konsep dinding hijau, serta mengembangkan taman-taman kecil di balkon atau rooftop sebagai bentuk kontribusi terhadap biodiversitas kota.

Manfaat Ekologis dan Sosial

Bangunan yang mendukung kehidupan tidak hanya memiliki efek positif pada lingkungan, seperti meningkatkan kualitas udara, mengontrol suhu mikro, dan mengurangi limpasan air hujan, tetapi juga memiliki efek positif pada masyarakat dan otak.
Terbukti bahwa keberadaan tanaman dan hewan di sekitar bangunan dapat menurunkan stres, meningkatkan suasana hati, dan bahkan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan pembelajaran. Ruang hijau yang terintegrasi dengan bangunan juga membantu orang berinteraksi satu sama lain, memberikan tempat bermain bagi anak-anak, dan memberi orang dewasa tempat yang tenang untuk bersantai atau bermeditasi.

Tantangan dan Strategi Implementasi

Menjadikan bangunan sebagai tempat tumbuh makhluk hidup jelas merupakan tantangan. Salah satunya adalah perawatan dan biaya. Tumbuhan yang ditanam di dinding atau atap membutuhkan banyak perawatan rutin, serta sistem irigasi dan media tanam khusus. Selain itu, sangat penting bahwa arsitek, insinyur, ahli lingkungan, dan bahkan komunitas pengguna bangunan saling memahami.

Strategi yang bisa diambil antara lain:

  • Desain modular yang memungkinkan pemasangan elemen hijau secara bertahap.
  • Pemanfaatan tanaman lokal yang adaptif dan membutuhkan perawatan rendah.
  • Kolaborasi dengan komunitas untuk mengelola ruang hidup bersama, seperti urban farming atau komunitas pengelola taman atap.
  • Insentif dari pemerintah berupa pengurangan pajak atau bantuan teknis bagi pengembang yang mengintegrasikan ruang hidup dalam desain bangunannya.

Masa Depan Arsitektur yang Inklusif bagi Kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun