Mohon tunggu...
Dyah RezaniaAmin
Dyah RezaniaAmin Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 Terhadap Ketenagakerjaan di Kabupaten Mojokerto

24 Oktober 2021   23:47 Diperbarui: 25 Oktober 2021   00:13 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbagai tempat usaha dibatasi jam operasionalnya dan jumlah pengunjung dibatasi untuk menekan penyebaran virus corona.  Dan juga para pedagang kecil merasakan dampaknya sebelum pandemi ini, omzetnya menurun.  Pekerja harian atau pekerja pabrik mulai diberhentikan untuk waktu yang tidak ditentukan.  

Tidak hanya pekerja harian, pedagang kaki lima, pedagang kecil, tetapi juga di sektor lain, salah satu sektor pariwisata di Mojokerto ditutup sementara, penginapan dan sektor industri mengalami penurunan produksi akibat pandemi ini.  

Pandemi ini tidak hanya berdampak pada perekonomian tetapi juga pada pendidikan dan kesehatan.  Covid-19 telah mengubah pendidikan yang dulunya dilakukan secara tatap muka, kini harus dilakukan secara online.

 Secara tidak langsung, pandemi telah mengubah sektor ekonomi di Mojokerto, tetapi juga perekonomian di seluruh wilayah di Indonesia.  

Perekonomian menurun drastis akibat pandemi dan daya beli masyarakat menurun drastis, alhasil sektor bisnis turun drastis omzet, pemasaran sulit.  

Sehingga para pelaku usaha baik skala kecil maupun besar mengurangi jumlah produksi dan mengurangi jumlah tenaga kerja sementara.  

Dengan mengurangi jumlah pekerja menyebabkan pengangguran meningkat, jika tidak ada strategi preventif untuk mengurangi jumlah pengangguran.  

Sebelum adanya pandemi Covid-19, jumlah angka pengangguran setiap tahun di Mojokerto terus meningkat.  Dan total angka pengangguran terbuka di Mojokerto pada tahun 2020 sebesar 5,75 persen, meningkat dibandingkan dengan angka pengangguran terbuka sebelum pandemi Covid-19 2019 sebesar 3,61 persen.

Pandemi ini juga memiliki dampak ekonomi yang tidak proporsional pada segmen populasi tertentu, yang dapat memperburuk ketidaksetaraan di sebagian besar kelompok pekerja, termasuk mereka yang memiliki masalah kesehatan dan pekerja yang lebih tua yang mungkin berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan dan mungkin rentan.  

Kurang beruntung secara ekonomi, wiraswasta, pekerja tidak terlindungi, pekerja musiman yang tidak memiliki akses ke mekanisme cuti berbayar atau sakit. Berdasarkan pernyataan di atas, diharapkan program pemerintah yang belum selesai selama ini adalah program peningkatan kesempatan kerja bagi pencari kerja lokal, serta pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk lebih diintensifkan dalam rangka membentuk jiwa swasta untuk bekerja.  pencari kerja agar bisa menjadi wirausahawan atau menciptakan lapangan kerja.  untuk para pengangguran.

Nama : Dyah Rezania Amin 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun