Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sampah rumah tangga masih menjadi penyumbang terbesar timbunan sampah di Indonesia. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2023, timbulan sampah di Indonesia mencapai 69,9 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 44,37% berasal dari rumah tangga, dan komposisi sampah didominasi oleh sampah sisa makanan sebesar 41,60%.Â
Limbah rumah tangga seperti ampas kopi dan cangkang telur masih sering dibuang tanpa mempertimbangkan dampaknya. Padahal, kedua bahan ini mengandung unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman. Inilah yang melatarbelakangi pelaksanaan pelatihan dan sosialisasi mengenai pembuatan pupuk organik di RT 6/RW 10. Melalui kegiatan Bhakti Akademisi, penulis berbagi ilmu dengan ibu-ibu PKK setempat. Materinya mencakup cara mengolah limbah dapur berupa ampas kopi dan cangkang telur menjadi pupuk organik jenis NPK ramah lingkungan. Kegiatan ini juga mendorong gerakan bebas sampah (zero waste). Gerakan ini menjadi salah satu pendekatan yang kini mulai diterapkan di banyak wilayah, termasuk di tingkat RT dan RW. Kegiatan pelatihan ini merupakan bentuk kontribusi kecil dari kalangan akademisi yang berdampak nyata dalam mendorong gaya hidup berkelanjutan di lingkungan masyarakat.Â
Kegiatan Bhakti Akademisi ini dilaksanakan dalam dua pertemuan, yaitu Sabtu, 12 April dan Sabtu, 26 April 2025, di lingkungan PKK RT 6/RW 10 Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Sasaran kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK yang antusias mengikuti rangkaian acara. Pertemuan pertama dilaksanakan dengan kegiatan memilah sampah bersama, dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai cara memanfaatkan ampas kopi dan cangkang telur untuk pertumbuhan tanaman, serta dampak negatif apabila kedua bahan tersebut tidak dikelola dengan benar. Selain itu, dibagikan pula infografis mengenai tata cara pembuatan pupuk organik NPK yang disusun untuk memudahkan ibu-ibu PKK dalam memahami langkah-langkahnya.
Pertemuan kedua yang dilaksanakan pada Sabtu, 26 April 2025, berisi demonstrasi dan pelatihan mengenai cara membuat pupuk organik jenis NPK dari ampas kopi dan cangkang telur. Dalam praktiknya, ibu-ibu PKK sangat antusias memperhatikan dan mencoba merasakan tekstur dari pupuk yang telah dibuat.Â