Menjadi mahasiswa Pendidikan Ekonomi tidak hanya berarti belajar teori bisnis dan manajemen di kelas. Lebih dari itu, kami dituntut untuk mampu menerapkan ilmu yang dipelajari secara nyata, langsung di tengah masyarakat. Itulah yang kami Nadya, Dyah, dan Bulan rasakan saat mendapat kesempatan mengerjakan tugas mata kuliah yaitu kreativitas dan inovasi bisnis di salah satu UMKM di Kota Semarang.Â
UMKM ini milik Bapak Solichin, seorang perantau asal Tegal yang sejak tahun 2018 berjualan fried chicken. Dengan penuh kerja keras, beliau bertahan hingga kini. Namun, saat pertama kali kami melihat gerobaknya, ada satu hal yang langsung terasa: gerobak itu begitu kosong. Tidak ada logo, tidak ada banner, bahkan nama produk pun belum menonjol.
Padahal, di era persaingan kuliner yang ketat, identitas visual adalah kunci untuk menarik konsumen. Dari situlah kami berinisiatif menghadirkan beberapa inovasi sederhana namun bermakna:
Banner Produk
Kami membuat banner agar fried chicken milik Bapak Solichin lebih mudah dikenali oleh calon pembeli, sekaligus mempercantik tampilan gerobaknya.
Logo Usaha
Logo kami desain sebagai identitas resmi. Dengan logo, fried chicken ini punya ciri khas yang bisa membedakannya dari penjual lain.
Video Promosi
Tak hanya berhenti pada visual gerobak, kami juga membuat video promosi sederhana agar Bapak Solichin bisa memperluas jangkauan promosi, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Bagi kami bertiga, pengalaman ini bukan sekadar memenuhi tugas kuliah. Lebih dari itu, kami belajar bahwa usaha kecil bisa bertumbuh besar bila didukung kreativitas. UMKM tidak hanya butuh rasa enak pada produk, tetapi juga cara cerdas dalam membangun citra dan memperkenalkan diri kepada masyarakat.