Novel ini menceritakan penderita Lupus, Eva Meliana. Nyata terjadi. Dia warga Bekasi, Jabar. Meninggal tahun lalu di usia 38. Perjuangan hidupnya luar biasa. Menginspirasi orang lain agar bangkit dari kesulitan hidup.
Novel ini beredar nasional di Gramedia mulai 1 April 2015. Diluncurkan Bos Koran Jawa Pos Dahlan Iskan, 4 November 2015 pukul 11.30 di Universitas Pancasila Jakarta. Dimeriahkan talk-show bersama Ketua Yayasan Lupuss Indonesia Tiara Savitri.
Isi novel:
Ketika usia Eva belum 14, punggungnya dibor untuk diagnosis. Diambil cairan sumsum tulang belakang, dianalisis. Hasilnya, dipastikan dia kena Lupus, penyakit mematikan yang belum ada obatnya.
Sejak itu organ tubuhnya rusak satu demi satu. Mulai dari sel darah merah, kantong empedu, ginjal, limpa, terakhir nyaris buta akibat ‘digerogoti’ Lupus. Sampai dia menghembuskan napas terakhir di pelukan ibundanya, Sugiarti.
Tak terhingga pengorbanan Sugiarti merawat Eva. Mulai dari syok berat saat dia pertama kali mengetahui Eva Lupus. Ikut merasakan sakit di sekujur tubuhnya, setiap Eva merasakan sakit di dalam butir-butir darahnya.
Selama 24 tahun Eva memendam Lupus, belasan kali dia masuk rumah sakit. Setiap opname di RS, Sugiarti tak pernah sekalipun tidak menunggui. Tak sedetik pun menjauhinya di saat-saat kritis.
Jika dihitung, rata-rata setiap 1,5 tahun sekali Eva opname. Durasi lama menginap di RS rata-rata sebulan. Itu tidak termasuk berobat jalan yang sudah puluhan kali. Juga, rawat di rumah selama berbulan-bulan.
Maka, jika dikumpulkan akan ketemu durasi Eva menginap di RS, total-jenderal 16 bulan berturut-turut.
Sungguh bukan waktu yang singkat. Benar-benar tidak banyak orang mampu. Bertahan dalam semangat yang tetap stabil pada durasi siksaan selama itu. Baik bagi Eva, maupun ibundanya.
Tahukah anda, bagaimana yang dilakukan Sugiarti sepanjang total 16 bulan menjaga Eva di rumah sakit? Bagaimana hari-harinya di berbagai rumah sakit?