Mohon tunggu...
Dwi yuwanda aulia
Dwi yuwanda aulia Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bandingan antara Novel "Ngrangsang Lintange Luku" dan "Menjadi Manusia Biasa"

11 Mei 2024   13:45 Diperbarui: 11 Mei 2024   13:46 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam analisis sastra bandingan antara novel "Ngrangsang Lintange Luku" dan "Menjadi Manusia Dewasa", peneliti menemukan bahwa resiliensi diperwakili melalui tokoh utama yang menghadapi tantangan hidup. Dalam "Ngrangsang Lintange Luku", tokoh utama, Siti, menghadapi kehilangan anak dan suami, namun ia tetap berjuang untuk hidup dan mempertahankan kehidupan. Sementara dalam "Menjadi Manusia Dewasa", tokoh utama, Raka, menghadapi kehilangan ibu dan mengalami trauma, namun ia belajar untuk mengatasi kesedihan dan menjadi lebih dewasa.

Masyarakat dalam keduanya novel bereaksi dengan empati dan simpati terhadap perilaku resilient tokoh utama. Mereka memahami bahwa resiliensi adalah bagian dari proses hidup dan bahwa tokoh utama telah mengalami kesedihan, namun mereka juga memahami bahwa kesedihan tidak harus menghentikan hidup. Dalam keduanya novel, penulis menampilkan bagaimana resiliensi dapat membantu seseorang untuk mengatasi kesedihan dan menjadi lebih dewasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun