Mohon tunggu...
Wiwit SHM
Wiwit SHM Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Menjadi Istri dan Ibu yang terbaik buat keluargaku tercinta. Silahkan follow blog saya http://www.blogger.com/wiwitsuhaimi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bumi Yang Paling Ditakuti

27 Desember 2012   02:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:58 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

“Hati-hati dijalan ya, jangan ugal-ugalan”

“Ya...ya...tenang aja aku dengar kok, jangan sampai menempuh jalan ke balik papan,  begitukan ?”

Itulah suatu pesan singkat yang sempat aku dengar dari seseorang kepada temannya. Aku berpikir apa ya maknanya pesan tersebut ? Apalagi ada kata-kata balik papannya.

Setahu aku Balik Papan itu adalah nama kota yang berada di propinsi Kalimantan Timur, lalu apa hubungannya dengan pesan mereka yang singkat diatas?.

Hidup adalah mencari kebahagiaan. Tapi kebahagiaan itu tidak akan kekal selamanya, karena “dunia hanyalah permainan senda gurau (AL-An’am :32)”. Juga kehidupan yang sesa’at untuk mendapatkan tiket, apakah arah yang dituju syurga atau neraka.

Setiap manusiayang bernyawa pasti merasakan mati. Baik itu mati rasa, mati hati, dan mati raga (asal jangan sampai mati kutu :).

Mati rasa tidak akan mengenalnya manis, asam, tawar, asin, pahit dalam menyentuh beragam kecaman hidup diantara ilalang yang tumbuh berduri. Rasa inilah yang selalu menghiasi hidup setiap manusia selama didunia.

Mati hati masih menyangkut mati rasa, karena tidak akan merasakan kebaikan dan keburukan yang terkandung dalam nurani. Semua diam, bisu, bahkan tidak merasakan apa-apa, dan tak dapat bicara kemuliaan yang dipancarkan alam semesta dari sang Khalik. Sungguh merugilah manusia yang seperti ini yang tak dapat merasakan ketenangan hati, tak pernah merasa cukup, dan mati hati telah merasuk dalam jiwanya.

Lihatlah mentari memancarkan cahaya sanggup menerangi jiwa kosong dan hampa, begitu juga mendung dapat memayungi raga dari terik panas yang membara. Rintikan hujan yang menyejukan lara dan dahaga. Tidakkah engkau memikirkannya wahai raga penghuni semesta? Adakah selama didunia kita gunakan waktu sehat sebelum datang sakit menimpa, waktu hidup sebelum datangnya kematian. Dan ragamu menyentuh dan mencium kaki bumi, menundukan mata, menautkan hati dalam mendengar Qalam Illahi ? Ayo kita renungi hidup ini. Hidup hanya persinggahan sementara, mari hiasi dengan ketebalan Iman, selagi masih diberi kesempatan menghirupnafas selama didunia, menuju alam yang hakiki yakni alam barzakh.

Alam barzakh inilah yang lazimnya disebut bumi yang namanya balik papan. Setelah menjalani kehidupan yang panjang, manusia akan menemukan ajalnya, meninggalkan keluarga tercinta, harta benda yang disenangi, dan memasuki liang lahat (balik papan).

Yahh...balik papan yang dimaksud sama pesan diatas merupakan kiasan tingkat tinggi. Istilah ini sudah sering saya dengar sejak saya kecil sampai saat ini. Dimana setiap manusia yang mati akan ditanya setiap amalnya selama didunia. Bukan maksud untuk menamakan balik papan kota mati atau kota alam barzakh bukan, tapi hanya mengumpamakan setiap manusia menemukan ajalnya akan menuju liang lahat yang saya sebut balik papan itu saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun