Mohon tunggu...
Dwi Wisnu Pradana
Dwi Wisnu Pradana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Belajar berbagi sejak dini

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menantang Pak Jokowi-JK

24 Januari 2015   07:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:28 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah 3 bulan Pak Jokowi dan Pak JK menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden NKRI. Walaupun baru 3 bulan menjabat sebagai pucuk pimpinan negeri ini, Pak Jokowi dan JK mampu berkontribusi dengan baik, dapat dilihat dari tindakan yang sangat cepat terhadap isu-isu nasional seperti masalah pembangunan infrastruktur, tanggap bencana, hingga permasalahan teknis sekalipun ikut disoroti seperti masalah birokrasi dan permasalahan perbatasan negara. Pasangan pemimpin ini dapat dikatakan revolusioner karena selalu getol dalam memecahkan permasalahan bangsa hingga permasalahan teknis sekalipun.

Lalu, apakah Pak Jokowi-JK dapat dikatakan sebagai pemimpin yang ideal bagi Indonesia? Se-sempurna apapun seorang manusia, pasti ia memiliki kelemahan. Itulah yang dihadapi Jokowi-JK sebagai pimpinan. Seharusnya sebagai seorang yang diberikan mandat dari rakyat untuk memimpin negeri ini, Pak Jokowi-JK harus meminimalisir kelemahan yang ada dalam dirinya walaupun tidak mungkin untuknya untuk mencapai kata sempurna. Kelemahan yang sangat tampak untuk saat ini adalah lemahnya ketegasan Jokowi-JK terhadap permasalahan-permasalahan vital negara, seperti permasalahan pelik subsidi BBM yang telah lewat hingga permasalahan KPK vs Polri yang sedang jadi Trending Topic saat ini.

Mohon maaf sebelumnya, Pak Jokowi-JK saat ini terlihat seperti representasi badan hukum Indonesia di masa pra-reformasi, runcing kebawah namun tumpul ke atas. Permasalahan negeri yang lebih teknis sangat disoroti, kalau ada salah sedikit, pegawai terkait langsung dicopot jabatannya. Lalu permasalahan negara yang vital, penanganannya sangat lembek. Calon kapolri yang sudah jadi tersangka, masih diharapkan untuk jadi Kapolri dengan menunda pelantikannya. Maaf sekali lagi pak Jokowi-JK, muka anda ditaruh dimana jika realita-nya seperti itu? Apa anda tajam kebawah, tumpul ke atas?

Masih hangat dalam benak pikiran rakyat sebelum Pilpres 2014 dilaksanakan, sosok Jokowi-JK dianggap sebagai pemimpin yang pro rakyat, pidato anda, visi-misi anda, penampilan anda sangat mencengangkan khalayak umum. Dalam sekejap, rakyat terpesona oleh janji-janji yang anda berikan. Saya pun ikut tercengang oleh penampilan anda. Membaca visi-misi anda dapat meyakinkan saya bahwa anda adalah sosok pemimpin yang ideal jika tidak ada variabel-variabel lain yang ingin memanfaatkan posisi anda dari belakang. Pak Jokowi-JK pun pernah berkata akan melepaskan segala macam atribut partai dan siap mengabdi untuk rakyat sepenuhnya. Saya hanya tertawa mendengar kata-kata itu, bagaimana mungkin dalam sistem pemerintahan Indonesia seorang presiden dan wakil presiden tidak berpihak pada partai koalisi atau partai oposisi? Anda mau langsung dijatuhkan oleh gabungan partai koalisi dan partai oposisi?

Dan ketika waktu mulai berjalan, dugaan saya benar. Pak Jokowi-JK tidak berani untuk melepas atribut partai mereka, mereka tetap setia kepada PDI-P dan Koalisi Indonesia Hebat. Posisi mereka sangatlah tidak kuat jika ingin melepas atribut partai, mengingat Pak Jokowi-JK bukanlah pimpinan partai terkait atau PDI-P. Dan tentunya jika seperti itu, masih ada kelompok kepentingan yang ingin memanfaatkan posisi Jokowi-JK.

Hal itu menyebabkan eksekusi kebijakan-kebijakan terkait permasalahan vital negara terhambat. Lihat saja bagaimana tidak tegasnya sikap Jokowi-JK terhadap kebijakan BBM dan penetapan Kapolri. Itu baru 2 masalah awal yang sangat vital bagi negara, lalu bagaimana jika masalah-masalah baru akan datang seperti freeport, kebijakan impor, atau bahkan kebijakan pembangunan infrastruktur?

Saya sebagai rakyat pun malah ikut bingung sebenarnya Pak Jokowi-JK bekerja untuk siapa. Rakyat-kah atau pihak-pihak tertentu? Atau jangan-jangan sudah ada strategi bagaimana dalam membuai opini publik dengan bekerja serius untuk hal-hal teknis yang menyentuh rakyat secara langsung, lalu anda bermain bersama pihak-pihak tertentu di atas untuk mengeruk kekayaan negara? Semoga saja hal itu tidak terjadi pada pak Jokowi-JK.

Bagaimanapun saya beserta seluruh rakyat di Indonesia mendukung sepenuhnya kebijakan pro-rakyat yang dijanjikan Pak Jokowi-JK sebelumnya. Namun kita juga berharap kepada Pak Jokowi-JK untuk melepas segala macam atribut partai secara informal dan melepaskan diri dari pihak-pihak tertentu yang mencoba memanfaatkan anda, agar kebijakan yang anda keluarkan benar-benar tegas, netral, dan tentunya berpihak pada rakyat.

Saya mengerti betul bagaimana posisi Pak Jokowi-JK yang sangat tidak menguntungkan saat ini, namun anda sudah menjadi Presiden dan Wakil Presiden saat ini. Sudah saatnya dimulai dari sekarang ,anda harus berani untuk menolak segala macam usulan para tikus-tikus yang berusaha menggerogoti kekayaan negara, menolak segala macam usulan para petinggi partai jika usulan mereka tidak pro-rakyat. Sudah tidak perlu ada ketakutan dalam pengambilan keputusan negeri ini walaupun bertentangan dengan orang terkaya di Indonesia, maupun para petingggi partai koalisi dan oposisi.

Anda adalah harapan rakyat, ibarat sebuah kereta kuda, Pak Jokowi-JK adalah kusir dan gerbong keretanya adalah rakyat, lalu kudanya adalah pihak-pihak yang mencoba memanfaatkan posisi Presiden. Kontrol sepenuhnya ada ditangan kusir, itulah yang seharusnya terjadi, bukan Pak Jokowi-JK dijadikan kuda oleh para kelompok kepentingan tersebut. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun