Mohon tunggu...
Dedi Dwitagama
Dedi Dwitagama Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pendidik yang bermimpi makin banyak anak negeri yang percaya diri dan berani berkompetisi. Mengajar Matematika di SMKN 50 Jakarta - Blogger sejak 2005: http://dedidwitagama.wordpress.com, http://fotodedi.wordpress.com dan http://trainerkita.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yogya, Tunggu Kami Setelah Pendemi Ini

16 April 2020   08:52 Diperbarui: 16 April 2020   09:03 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: http://fotodedi.wordpress.com


Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu

Browsing, mencari hotel atau homestay sudah dilakukan sejak bulan lalu, untuk mengisi liburan setelah lebaran bersama keluarga, rencana mau konvoi beberapa mobil, sehingga dicari penginapan yang lebih seperti rumah, sudh ada beberapa pilihan alternatif yang bakal dibawa rapat sama tim kecil.

Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna

Kenapa pilih yogya lagi, sebenarnya mungkin karena kerinduan akan sosok ibu yang sudah tiada, mengunjungi keluarga besar ibunda di yogya itu menubuhkan rasa dekat, menikmati hidangan di kampung halaman dengan aroma desa dan suara-suara desa, rasanya sulit dituliskan, dan ini selalu memanggil untuk selalu ke yogya.

Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja

Kenangan ke pasar yang buka seminggu sekali dengan ibunda, membeli cendol di pasar, menikmati snack ala desa, terus terngiag sampai kini .... termasuk aroma pasar di desa itu tak lekang oleh waktu.

Di persimpangan langkahku terhenti

Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila

Di desa maupun di kota yogya kami selalu gampang menemukan sajian yang menimbulkan selera, sejak pagi buta hingga malam telah berlalu dan pagi lagi ... seperti tak pernah mati daerah itu, makanannya selalu cocok di lidah

Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu

Di Malioboro dan sudut-sudut yogya, telinga saya selalu kangen musisi yang selalu enak menyanyikan lagu apa saja, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga kakek, nenek, dulu droup musik lengkap dengan biola dan bas betot mengiringi makan lewat tengah malam kami, sekarang banyak group angklung mendendangkan lagu-lagu ambyar dengan goyang generasi ambyar, membuat hidup tak jadi hambar.

Walau kini kau t'lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s'lalu, untuk s'lalu pulang lagi...

Ibunda yang telah tiada, tetap ada di hati dan selalu ingin kembali menapaki tempat tinggal masa kecilmu, yogya .... tunggu kami setelah ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun