Mohon tunggu...
Dwi Setyaningsih
Dwi Setyaningsih Mohon Tunggu... Guru biasa

sedang belajar mengungkap rasa..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nilai Raport dan Nilai Sekolah

3 Juni 2011   08:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:55 1829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Besok, hari Sabtu tgl 4 juni 2011, para siswa SMP akan menerima Pengumuman Kelulusan Ujian Akhir Sekolah. Kriteria kelulusan pada tahun ini merupakan pola baru yang digunakan oleh Depdiknas dalam menentukan kelulusan dengan mengakomodir usulan masyarakat.

Dalam kriteria kelulusan yang terbaru ini, nilai akhir siswa yang menentukan lulus tidaknya, diperoleh dari nilai sekolah dan nilai ujian nasional. Nilai sekolah sendiri merupakan rata-rata nilai raport siswa semenjak semester 1 sampai dengan semester 5, digabung dengan nilai ujian sekolah baik praktek maupun tertulis.

Persoalan muncul ketika rata-rata nilai raport tidak memenuhi kriteria minimal, diasumsikan nilai ujian nasional memperoleh nilai minimum. Tetap akan terjadi sejumlah ketidaklulusan siswa. Beruntung sekolah yang sejak awal menetapkan nilai KKM tinggi (di atas 70), karena sudah pasti nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam raportnya di atas 70. Sementara bagi sekolah swasta dan pinggiran yang merasa sarana prasarana yang dimiliki tidak mampu menunjang pembelajaran secara maksimal biasanya akan menentukan nilai KKM di seputaran angka 60-65. Tentunya hal tersebut akan mempengaruhi rata-rata nilai sekolah yang diperoleh para siswa.

Jika kriteria kelulusan yang memasukkan rata-rata nilai raport ke dalam nilai sekolah masih akan dipakai, perlu kiranya pemerintah menentukan KKM yang standar, sehingga tidak ada yang dirugikan dari rendahnya standar nilai KKM.

Kiranya akan lebih baik jika penentu kelulusan dikembalikan kepada sekolah, dan tetap diadakan ujian nasional. Hasil ujian nasional yang diperoleh bisa digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan untuk peningkatan mutu sekolah, semisal pemberian pelatihan bagi guru dari  sekolah yang rata-rata nilai ujian nasionalnya masih rendah. Atau dengan pemberian bantuan alat dan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun