Mohon tunggu...
Dwi Risnawati
Dwi Risnawati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partisipasi dan Sosialisasi Politik dalam Kehidupan Politik Manusia

20 Desember 2016   21:40 Diperbarui: 20 Desember 2016   21:47 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk monodualis, artinya selain sebagai makhluk sosial juga sebagai makhluk individu. Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan makhluk yang pada dasarnya ingin selalu bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lain, sehingga terbentuklah apa yang disebut masyarakat. Menurut Maciver, masyarakat adalah suatu sistem hubungan-hubungan yang tertib atau teratur. Diantara hubungan yang dilakukan antar manusia terdapat suatu hubungan yang sangat mempengaruhi aspek kehidupan manusia. Hubungan tersebut adalah hubungan politik.

Sebagai Insan politik, manusia adalah elemen pokok yang melaksanakan aktifitas-aktifitas politik kenegaraan, baik sebagai aktor utama maupun sebagai obyek tujuan. Negara sebagai suatu organisasi merupakan suatu sistem politik menyangkut proses penentuan dan pelaksanaan tujuan tertentu. Agar tujuan tersebut tercapai, setiap insan politik harus mampu menunjukan partisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan warga negara pribadi bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan warga negara dalam bentuk partisipasi politik, antara lain adanya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai kontrol masyarakat, pelaksanaan pemilu sebagai kesempatan warga negara untuk menggunakan hak pilihnya. Bentuk partisipasi politik menurut Gabriel Almond adalah sebagai berikut :

  • Konvensional adalah bentuk partisipasi politik yang normal dalam demokrasi modern. Contohnya ; pemberian suara, diskusi kelompok, kegiatan kampanye, pengajuan revisi.
  • Nonkonvensional seperti petisi, berdemonstrasi, konfrontasi, mogok, tindak kekerasan politik ( harta benda, perusakan, pemboman, dan pembakaran ), tindak kekerasan terhadap manusia, penculikan, pembunuhan, revolusioner.

Bentuk-bentuk dan frekuensi partisipasi politik dapat digunakan sebagai ukuran untuk menilai stabilitas sistem politik, integritas kehidupan politik, dan kepuasan atau ketidakpuasan warga negara.

            Kehidupan politik manusia dimulai dengan adanya pembentukan sikap dan orientasi politik pada masyarakat yang dilakukan melalui sosialisasi politik. Melalui proses sosialisasi ini masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung di masyarakat. Proses tersebut akan berjalan seumur hidup melalui pendidikan formal, nonformal, dan informal maupun tidak sengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari, baik itu dalam keluarga, tetangga maupun dalam pergaulan masyarakat. Melalui pendidikan politik masyarakat dapat mengenal norma, nilai dan simbol politik, namun selain itu masyarakat dapat mengenal norma, nilai, dan simbol politik melalui proses indoktrinasi, ialah proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima norma, nilai, dan simbol yang dianggap ideal dan baik oleh pihak berkuasa.

            Secara tidak kita sadari perkembangan kehidupan politik manusia diawali pada masa kanak-kanak atau remaja yang kemudian timbul adanya kesadaran seperti pemberian suara, demokrasi, kebebasan sipil dan peranan warga negara dalam sistem politik. Contohnya ketika kita berperan menyumbangkan suara dalam pemilihan ketua kelas. Dengan hanya mengacungkan jari untuk calon ketua yang kita pilih di kelas itu sudah merupakan bentuk dari politik dengan memberikan suara.

            Kehidupan politik manusia juga tak lepas dari partai politik. Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta keikutsertaan dalam proses politik, maka partai politik telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat disatu pihak dan pemerintah dipihak lain. Partai politik umumnya dianggap sebagai manifestasi dari suatu sistem politik yang sudah modern atau yang sedang dalam proses memodernisasikan diri.


Kesimpulan

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki hubungan dengan manusia lain, salah satunya hubungan politik yang dapat mempengaruhi aspek kehidupan manusia. Manusia merupakan elemen pokok dalam politik baik sebagai aktor utama maupun obyek tujuan. Oleh sebab itu, perlu adanya partisipasi yang ditunjukkan dari tiap-tiap insan politik. Dengan berbagai cara yang dapat mendukung dan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintahan. Untuk dapat berpartisipasi perlu adanya pembentukan sikap dan orientasi politik pada masyarakat, yaitu melalui sosialisasi politik. Baik melalui pendidikan politik maupun indoktinasi politik. Dengan proses sosialisasi politik masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung di masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun