Mohon tunggu...
Dwi Rahayu Gusnanda
Dwi Rahayu Gusnanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM: 202110230311406

Not an expert of writing but I'm always willing to learn.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangkitkan Sikap Anti Intoleransi dengan Pancasila

23 Desember 2023   09:54 Diperbarui: 23 Desember 2023   10:22 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam budaya, ras, suku bangsa, agama, dan bahasa. Dengan keberagaman ini, Indonesia dikatakan sebagai bangsa yang majemuk. Kemajemukan Indonesia ditandai dengan keanekaragaman wilayah yang menghasilkan budaya, ras, suku, bahasa. Keberagaman budaya datang dari keberagaman suku yang ada di Indonesia. Berdasarkan hasil data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, terdapat 1.340 suku bangsa yang ada di Indonesia. Keberagaman Indonesia juga tidak terlepas dari banyaknya kepercayaan dan agama. Ada enam agama yang dianut di Indonesia, yaitu agama Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik, Protestan, dan Konghucu.

Dengan keberagaman yang ada, Indonesia dituntut untuk tidak membeda-bedakan satu sama lain dengan mewujudkan semboyan Indonesia yaitu "Bhineka Tunggal Ika" artinya "Berbeda-beda tetapi tetap satu". Maka dalam hal ini, masyarakat Indonesia diharapkan memiliki nilai toleransi yang tinggi. Toleransi adalah sikap saling menerima dan menghargai terhadap suatu perbedaan yang dimiliki individu maupun kelompok dalam berbagai bidang, seperti perbedaan suku dan agama. Sikap yang berbanding terbalik dengan toleransi disebut dengan sikap intoleransi.

Sikap Intoleransi ditandai dengan perasaan penolakan terhadap suatu perbedaan, merasa diri atau kelompoknya yang paling benar dan menganggap bahwa setiap orang yang berbeda dengan dirinya adalah orang-orang yang salah. Sikap Intoleransi adalah suatu ancaman bagi bangsa Indonesia karena sikap Intoleransi yang terus-terusan terjadi akan berpotensi menciptakan suatu perpecahan, perpecahan yang terjadi dalam masyarakat menjadi ancaman terhadap kesatuan bangsa.

Sayangnya, walaupun semboyan Indonesia sudah menggambarkan kesatuan atas perbedaan, namun pada nyatanya masih banyak kasus Intoleransi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia. Berdasarkan pernyataan Wakil Direktur Direktorat Sosial Budaya Baintelkam Polri, Chaerul Yani, ada puluhan kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia selama tahun 2019-2023 dengan 7 kasus pada tahun 2019, 14 kasus tahun 2020, 11 kasus tahun 2021, 3 kasus di tahun 2022, dan paling tinggi terdapat 35 kasus di tahun 2023 (KBR.id, 17 November 2023). Contoh kasus Intoleransi yang pernah terjadi beberapa bulan lalu adalah adanya pembubaran doa bersama belasan jemaat Kristen di Kota Padang, Sumatera Barat, di sebuah rumah kontrakan (kompas.id, 1 September 2023). Tidak hanya itu, terdapat juga kasus pelarangan ibadah jemaat Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD) di Lampung (Liputan6.com, 20 Februari 2023), dan masih banyak kasus serupa yang telah terjadi di Indonesia khususnya pada tahun ini.

Keberagaman dan perbedaan juga dipertegas dalam nilai-nilai ideologi Pancasila yang menyatakan bahwa kita hidup berdampingan, penuh toleransi, pondasi fundamental dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Ideologi ini menilai bahwa toleransi tidak terpisahkan dari karakter dan identitas bangsa indonesia, yang mana merupakan salah satu prinsip dasar Pancasila yaitu persatuan dalam keberagaman. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika digunakan sebagai upaya mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa indonesia pada konflik yang terjadi di indonesia seperti rasisme dan diskriminasi. Meskipun masyarakat indonesia berbeda-beda tetapi harus tetap bersatu, berdaulat, adil dan makmur dalam mewujudkan cita-cita negara. 

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang terdiri atas lima ideologi dasar. Peran Pancasila dalam keberagaman bangsa adalah mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Pancasila mempersatukan perbedaan suku, ras, etnis, agama, budaya, dan geografis dalam satu titik dan mebangun kebhinekaan pada setiap silanya. Sehingga seluruh keberagaman dan perbedaan dipersatukan oleh Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sebagai dasar negara memberikan pedoman bagi masyarakat yang beragam untuk berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila merupakan pandangan hidup yang jelas bagi masyarakat tidak peduli apapun agama, ras, budaya, maupun status sosialnya.

Dalam meningkatkan sikap anti intoleran dengan nilai-nilai pancasila yang pertama harus mengedepankan kemanusiaan yang adil dan beradab pada semua individu tanpa memandang perbedaan. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan pendidikan berkualitas mengenai pentingnya menghormati perbedaan dan mengedepankan sikap empati. Kedua yaitu mempertahankan persatuan indonesia dimana masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama dalam membangun solidaritas, menghormati perbedaan, dan menghindari yang bisa memecah belah bangsa. 

Ketiga, menerapkan prinsip kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan, dalam hal ini dilakukan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua individu untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada kehidupan bermasyarakat. Keempat mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dengan bekerja sama antara pemerintah dengan masyarakat untuk menciptakan kesetaraan sosial dan mengatasi kesenjangan ekonomi. 

Untuk memunculkan sikap anti intoleransi dalam dunia pendidikan dengan diberikan pemahaman mengenai perbedaan dan keberagaman dengan membuat kegiatan yang melibatkan individu dalam latar belakang dan budaya. Pancasila pada sila pertama mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai antara keberagaman yang ada di indonesia, peran Pancasila dalam keberagaman bangsa adalah sebagai pedoman negara yang dapat mengatur sikap dan perilaku bangsa.

Perilaku yang dimaksud adalah perilaku dalam menghadapi perbedaan. Pancasila menyatukan berbagai keragaman di Indonesia. Peran Pancasila dalam keberagaman bangsa yang kedua adalah sebagai dasar negara yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat. Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi pandangan hidup bagi setiap masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat, tak memandang status, usia, gender, suku, maupun agama. Selain itu, tentunya, menghormati keberagaman wajib diterapkan satu sama lain agar tercipta kehidupan yang damai.

Sikap-sikap Anti Intoleran yang bisa dimunculkan antara lain adalah:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun