Mohon tunggu...
Dwi P Sugiarti
Dwi P Sugiarti Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang yang ingin tetap produktif menulis

Contact me : dwiewetensch@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film

Perempuan, Keadilan dan Penyalahgunaan Agama dalam Film The Stoning of Soraya M

20 Mei 2023   02:05 Diperbarui: 20 Mei 2023   02:14 2122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by wikipedia.org

Saya memahami, bahwa meski hari ini para perempuan telah hidup di masa dimana kebebasan diagungkan dan kesetaraan bebas digaungkan, pada faktanya tak semuanya memperoleh keadilan dan kebebasan yang sama. Film Stoning of Soraya M. adalah salah satu contoh yang menggambarkan belum adanya kebebasan bagi kaum perempuan. Meski latar dari film ini terjadi tahun 1960-an namun kita bisa melihat betapa perempuan masih berada pada posisi kelas kedua.Film ini adalah film drama tahun 2008 berbahasa Persia buatan Amerika Serikat yang diadaptasi dari La Femme Lapide, sebuah buku tahun 1990 yang merupakan hasil liputan seorang jurnalis, Freidoune Sahebjam.

Berkisah tentang nasib malang yang menimpa seorang wanita muslim di sebuah kota kecil bernama Kupayeh di Iran bernama Soraya. Film ini bercerita tentang bibi Soraya yang bernama Zahra yang berusaha untuk menceritakan kisah tragis keponakannya. Zahra bertemu dengan seorang jurnalis Perancis keturunan Iran, Freidoune, yang sedang melakukan perjalanan ke Iran.

Berawal saat di tengah perjalanan, mobil Freidone rusak dan harus diperbaiki di bengkel di kota tersebut. Zahra yang dianggap gila oleh penduduk setempat secara diam-diam meminta Fredouine, yang sedang menunggu mobilnya diperbaiki, mengajak ke rumahnya hingga ia meminta Freidone untuk merekam semua ucapannya.

"The voices of women do not matter here. I want you to take my voice with you,"

-- Zahra, bibi dari Soraya.

Ceritapun bergulir mengenai kisah Soraya. Ia bercerita bahwa Soraya sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Suaminya, Ali adalah seorang sipir penjara yang ringan tangan dan selalu bersenang-senang dengan wanita lain. Ia meminta Soraya untuk menceraikannya agar dapat menikah dengan gadis berusia 14 tahun.

Soraya menolak permintaan suaminya tersebut. Namun Ali tetap berusaha mencari cara agar berpisah dengan Soraya. Dirinya kemudian menghasut seorang imam kampung untuk bersekongkol memfitnah Soraya.

Soraya yang bekerja pada Hashem yang  seorang duda beranak satu kemudian difitnah oleh suaminya sendiri bahwa dia telah berselingkuh dengan sang duda tersebut. Untuk membuktikan bahwa Soraya benar berselingkuh, Ali mengancam si duda untuk mengakui bahwa memang Soraya menggoda dirinya. Jika tidak maka ia akan membuat anaknya menjadi yatim. Demi melindungi anaknya, maka si duda terpaksa berbohong di hadapan walikota, orang yang berhak memutuskan semua perkara.

Seluruh warga termakan dengan hasutan Ali tak terkecuali ayah dan kedua putra Soraya. Setelah berunding dengan semua petinggi kota, diputuskan bahwa Soraya terbukti bersalah dan akan dihukum.

Menurut hukum yang berlaku di negeri itu, jika seorang wanita terbukti berselingkuh maka hukumannya adalah rajam yakni dilempari batu hingga mati. Zahra yang berusaha mati-matian membela keponakannya, tidak dapat berbuat apa-apa. 

"Yes, it's clear, all women are guilty, and all men are innocent," kata Zahra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun