Mohon tunggu...
Dwi P Sugiarti
Dwi P Sugiarti Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang yang ingin tetap produktif menulis

Contact me : dwiewetensch@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Strategis Pemuda Islam dalam Setiap Zaman

24 Oktober 2021   20:01 Diperbarui: 24 Oktober 2021   20:04 1670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam setiap zaman, para pemuda selalu ada dan menjadi harapan karena kekuatannya. Potensinya yang besar selalu hadir mengisi kebangkitan. Contoh sederhananya bisa kita lihat dari sejarah dalam peristiwa Sumpah Pemuda. Allah SWT bahkan menggambarkan karakter dan posisi pemuda dalam Al auranya Karim.  Allah SWT berfirman dalam Surat Ar rum:

"Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu setelah keaadan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu setelah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki dan Dia yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa" (TQS. Ar Rum : 54)

Para Ahli Tafsir mengungkapkan bahwa ayat ini  menceritakan tentang tiga fase kehidupan manusia. Fase pertama adalah fase lemah pertama. Fase yang dimulai dari kita lahir hingga menjelang usia balig. Fase kedua adalah fase para pemuda dan fase ketiga adalah fase kelemahan yang kedua dan beruban adalah usia tua. Dalam hal ini  Allah SWT hendak  menunjukkan dan menggambarkan kepada kita bahwa pemuda itu memiliki karakter yang kuat. Tentunya kuat dalam segala hal.

Ketika kita melihat sejarah orang-orang yang bersama Rasulullah, kebanyakan dari mereka adalah dari kalangan pemuda. Rasullullah sendiripun diselamatkan oleh para pemuda. Kata nabi "Aku ini ditolong oleh pemuda dan dihinakan oleh orang tua". Lihatlah bagaimana beliau begitu diolok-olok oleh Walid bin Maghfirah dan Abu Jahal, namun justru beliau dimuliakan oleh generasi mereka sendiri saat anak mereka masuk Islam yakni Khalid bin Walid dan Ikrimah bin Abu Jahal.

Tak hanya itu, Pada masa ketika Rasulullah di Mekah, beliau mengirimkan Mushab bin Umair sebagai duta islam yang mengajarkan Al Quran ke Madinah. Satu tahun pasca pengiriman Mushab, digambarkan bahwa tidak ada satu rumah di Madinah kecuali berbicara tentang Muhammad dan Islam. Padahal kala itu usianya belum genap 30 tahun.

Tak hanya itu, Muadz Bin Jabal yang kala itu masuk Islam pada usia 18 tahun dan sering sekali menemani Rasulullah sedemikian rupa hingga ia menjadi sahabat yang paling ahli dalam Diin Al Islam. Wajar sehingga Muadz selalu dimintai fatwa terkait perbedaan pendapat di antara sahabat yang lain. Bahkan Rasulullah pernah berkata,  "Orang yang paling berilmu di antara umatku mengenai perkara halal dan haram adalah Muadz bin Jaba." Pengetahuan Muadz inipun rupanya menjadikannya tempat bertanya Umar hingga ia wafat pada usia yang belum genap 30 Tahun. Kalangan pemuda lainnya ada Khalid bin Walid yang kita tahu tentang kemampuannya dalam strategi perang bahkan ia adalah salah satu sosok sentral yang menjadi penyebab kemenangan kaum muslim dalam Perang Mu' tah saat melawan Pasukan Romawi. Serta beragam contoh lain kiprah pemuda pada masa Rasulullah Saw.

Namun kiprah pemuda ini tidak berhenti pada masa Rasulullah Saw saja. Dalam penaklukan Kota Konstantinopel, Muhammad Al Fatih adalah sosok pemuda yang berhasil menaklukkannya pada usianya yang masih 22 tahun. Beliau memimpin sekitar 250.000 pasukan untuk bisa merealisasikan bisyarah Rasulullah ini. Ia dan pasukannya adalah gambaran terbaik sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Rasulullah Saw,

"Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan." (HR. Ahmad)

 Potret para ilmuwan yang lahir pada Masa Dinasti Abbasiyah juga diisi oleh sejumlah pemuda salah satunya adalah Ibnu Sina yang pada saat usianya 17 tahun ia adalah sosok yang terkenal. Karyanya dalam bidang kedokteran ijadikan buku pedoman di Universitas-universitas Eropa sampai akhir abad ke-17.

Lihatlah betapa pemuda di zaman Islam selalu menjadi sorotan. Wajar jika para ulama menyebutkan bahwa pemuda adalah kekuatan di antara dua kelemahan. Iman Az Zuhri, seorang ulama pada generasi tabiin pernah memberi pesan kepada pemuda untuk tidak merasa rendah diri di antara orang tua. Beliau berkata, ketika ada dalam masa-masa sulit dalam kepemimpinan Umar bin Khattab selalu bertanya kepada pemuda. Hal ini karena Umar berharap ketajaman akal mereka.

Inilah beberapa potret gambaran masa muda dalam setiap zaman. Tidaklah kehadiran pemuda menjadi sosok utama dalam kebangkitan umat. Bahkan kelak jika kebangkitan Islam hadir di tengah-tengah masyarakat. Peran pemuda tak akan bergeser mengisi peradaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun