Mohon tunggu...
Dwi Meilani Hasmiyatni
Dwi Meilani Hasmiyatni Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Memunculkan Nilai dan Peran Guru Penggerak dalam Mewujudkan Visi dan Budaya Positif di Sekolah

23 Desember 2022   19:19 Diperbarui: 25 Februari 2023   01:44 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Strategi Memunculkan Nilai dan Peran Guru Penggerak dalam Mewujudkan Visi dan Budaya Positif di Sekolah

Oleh Dwi Meilani Hasmiyatni, S.Pd.

Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Bogor

           Budaya positif di sekolah sangatlah penting untuk mengembangkan murid-murid yang memiliki karakter yang kuat, sesuai profil pelajar Pancasila yang diharapkan. Budaya positif merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal yang diterapkan di sekolah. Dalam membangun budaya positif tersebut, kita akan meninjau lebih dalam tentang strategi menumbuhkan lingkungan yang positif. Bagaimana cara memunculkan lingkungan positif untuk mewujudkan visi dan budaya positif di sekolah? Sebagai seorang guru, terutama guru penggerak apa saja peran kita dalam menciptakan budaya positif di sekolah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka sebagai seorang guru perlu memikirkan strategi untuk memunculkan dan menumbuhkan visi dan budaya positif di sekolah. 

          Sebagai seorang guru, terutama guru penggerak maka tentunya harus memiliki visi yang mengarah kepada perubahan, baik perubahan di kelas atau perubahan di sekolah. Perubahan tersebut harus tetap mempertimbangkan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara. Bahwa guru hanya berperan sebagai penuntun murid bukan penuntut menuju kodrat alam dan kodrat zamannya. Seperti yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara, nak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, guru hanya bisa menuntun tumbuhnya kodrat tersebut. Oleh karena itu perlulah dipikirkan pendekatan untuk melakukan perubahan tersebut. Pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan inkuiri apresiatif. Pendekatan ini merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan.  Untuk melaksanakan IA diperlukan sebuah strategi. Strategi itu dikenal dengan akronim BAGJA, yakni Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi. 

         Dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif menggunakan stategi BAGJA maka berikut strategi-strategi memunculkan nilai dan peran guru penggerak dalam mewujudkan visi dan budaya positif di sekolah adalah sebagai berikut ini.

Perubahan Paradigma Stimulus-Respons Lawan Teori Kontrol. 

        Memunculkan budaya positif di sekolah diawali dengan perubahan paradigma Stimulus respons lawan teori kontrol. 

Dr. William Glasser dalam Control Theory yang kemudian hari berkembang dan dinamakan Choice Theory, meluruskan beberapa miskonsepsi tentang makna ‘kontrol’. Miskonsepsi tersebut adalah.

  1. Ilusi guru mengontrol murid. 

              Pada dasarnya kita tidak dapat memaksa murid untuk berbuat sesuatu jikalau murid tersebut memilih untuk tidak melakukannya. Walaupun tampaknya kita sedang mengontrol perilaku murid tersebut, hal ini karena murid tersebut sedang mengizinkan dirinya dikontrol. Saat itu bentuk kontrol guru menjadi kebutuhan dasar yang dipilih murid tersebut. Teori Kontrol menyatakan bahwa semua perilaku memiliki tujuan, bahkan terhadap perilaku yang tidak disukai.

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun