Konsep Kurikulum dan Pembelajaran Kontekstual
Â
Judul Buku : Kurikulum dan Pembelajaran
Nama Penulis : Umbu Tagela
Penerbit & Tahun Penerbit : Widya Sari & 2020
Jumlah Halaman : 234 Halaman
Cover Buku : Terlampir
      Buku karya Umbu Tagela dengan ukuran 20 cm x 14 cm ini  membahas tentang persoalan tentang kurikulum & pembelajaran merupakan persoalan yang senantiasa aktual untuk diperbincangkan. Lantaran dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini.
Buku ini membantu mahasiswa, calon guru dan guru untuk lebih memahami konsep kurikulum & pembelajaran sekaligus membantu kelancaran dalam melaksanakan tugas mulia sebagai pendidik. Dalam proses belajar, kedudukan kurikulum sangat penting, karena dengan kurikulum anak sebagai individu yang berkembang akan mendapatkan manfaat. Namun disamping anak kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan-kepentingan yang lain.
Dengan adanya kurikulum orang tua dapat mengetahui pengalaman belajar apa yang diperlukan putra/putrinya. Dengan demikian orang tua dapat berpartisipasi untuk membimbing putra/putrinya.
Kurikulum suatu sekolah berisi uraian tentang jenis-jenis program apa yang diselenggarakan di sekolah tersebut, bagaimana menyelenggarakan setiap jenis program, dan siapa yang bertanggung jawab di dalam penyelenggaraan dan perlengkapan yang dibutuhkan.
 Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan pembelajaran Kontekstual ( contextual Teaching Learning/CTL) merupakan proses pendidikan yang holistik, pembelajaran ini bertujuan membantu siswa memahami makna materi yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan kultural mereka sehari-hari.
Pendekatan kontekstual dapat diimplementasikan dengan baik, dituntut adanya kemampuan guru yang inovatif, kreatif, dinamis, efektif dan efisien guna menciptakan pembelajaran yang kondusif. Â Guru tidak lagi menjadi satu-satunya nara sumber dalam pembelajaran dan kegiatan telah beralih menjadi siswa sebagai pusat kegiatan pembelajaran serta peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator, maka semangat siswa dapat meningkat dengan menggunakan metode, materi, dan media yang bervariasi.
Penerapan kegiatan mengkonstruk atau membangun sendiri pengetahuan pada siswa, membuat siswa terlatih untuk bernalar dan berpikir secara kritis melalui kegiatan inquiry atau menemukan sendiri masalah, kebebasan bertanya (questioning), penerapan masyarakat belajar (learning community) yaitu melatih siswa untuk bekerjasama, sharing idea, saling berbagi pengalaman, pengetahuan, saling berkomunikasi sehingga terjadi interaksi yang positif antar siswa dan pada akhirnya siswa terlibat secara aktif belajar bersama-sama.
Konsep CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan membantu hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam bermasyarakat.
Pendekatan pembelajaran Kontekstual ini mendasarkan diri pada kecenderungan belajar yaitu proses belajar jadi siswa belajar mengalami, mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru. Transfer belajar Penting bagi siswa tahu "untuk apa ia belajar" dan "bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya saat itu", Siswa sebagai pembelajar Siswa mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu dan memperoleh hal-hal baru. Pentingnya lingkungan belajar. Belajar yang efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa.
Penerapan pendekatan kontekstual di kelas
CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja dan kelas yang bagaimana keadaanya. Pendekatan CTL ini memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian.
Konstruktivisme Fungsi guru dalam komponen ini membantu membentuk konsep melalui metode penemuan (self-discovery), inquiri, siswa berpartisipasi aktif dalam membentuk ide baru. Bertanya merupakan strategi penting  dalam pembelajaran kontekstual, dengan bertanya membuat siswa menjadi aktif dan fokus memahami materi. Menemukan Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Masyarakat belajar menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan siswa-siswa lain,
Refleksi merupakan cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Penilaian sebenarnya penilaian ini menekankan pada proses pembelajaran sehingga data yang dikumpulkan perlu di peroleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa.
KelebihanÂ
Jika dari tata bahasa, buku ini mampu membantu siswa dengan kemampuan baca yang berbeda dan dapat menikmati buku yang sama, sangat mudah dipahami. Didalam buku juga menjelaskan beberapa model-model pembelajaran juga. Buku ini juga mempermudah atau membantu mahasiswa, calon guru dan guru untuk lebih memahami konsep kurikulum dan pembelajaran sekaligus membantu kelancaran dalam melaksanakan tugas mulia yaitu sebagai guru.
KekuranganÂ
Masih terdapat beberapa istilah asing yang tidak ada penjelasannya. Sehingga masih menimbulkan tanda tanya untuk para pembacanya bagi yang belum bisa memahami, dan juga terdapat kalimat yang sudah hilang hurufnya.
Cover Buku