LKPD ini bukan sekadar lembar tugas biasa, melainkan dirancang dengan gambar laut penuh warna yang dipenuhi berbagai jenis ikan dan hewan laut lainnya. Anak-anak diminta menghitung jumlah hewan sesuai jenisnya, lalu menuliskan hasilnya di kotak jawaban yang sudah tersedia.
Melalui LKPD ini, siswa tidak hanya belajar berhitung, tetapi juga diajak untuk melatih ketelitian, konsentrasi, serta daya observasi. Dengan ilustrasi yang ceria, anak-anak merasa seperti sedang bermain di dunia bawah laut. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran anak usia dini, yakni belajar melalui pengalaman yang menyenangkan.
Salah satu guru TK Tunas Harapan Sambirejo mengungkapkan, media ini membuat anak-anak lebih bersemangat mengikuti kegiatan. “Biasanya anak cepat bosan kalau diminta berhitung terus-menerus. Tapi dengan LKPD bergambar laut ini, mereka justru antusias, bahkan ada yang berlomba siapa paling cepat menghitung ikan dengan benar,” ujarnya sambil tersenyum.
Karya ini merupakan bagian dari kontribusi akademisi melalui program Bakti Akademisi. Tujuannya untuk memperkaya metode pembelajaran di sekolah, terutama di jenjang taman kanak-kanak. Kehadiran media LKPD yang interaktif ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi guru untuk terus menghadirkan inovasi di kelas.
Kepala TK Tunas Harapan Sambirejo pun memberikan apresiasi penuh. Ia menilai, media pembelajaran kreatif seperti ini dapat menjadi solusi agar anak-anak tidak hanya menguasai konsep berhitung dasar, tetapi juga belajar fokus, sabar, dan teliti. “Anak-anak sekarang lebih suka gambar dan warna. Jadi ketika berhitung disajikan lewat gambar ikan, pembelajaran jadi lebih mudah masuk ke pikiran mereka,” ungkapnya.
Program ini juga menunjukkan bahwa inovasi pendidikan tidak harus lahir dari kota besar, tetapi bisa tumbuh dari desa. Dengan memanfaatkan kreativitas dan semangat kolaborasi, pembelajaran di sekolah kecil sekalipun dapat berjalan dengan kualitas yang baik.
Melalui LKPD “Menghitung Jumlah Ikan”, anak-anak di TK Tunas Harapan Sambirejo belajar bahwa berhitung bisa dilakukan dengan cara menyenangkan. Tidak sekadar angka di kertas, tetapi juga cerita visual yang membuat mereka merasa sedang berpetualang di lautan biru.
Ke depannya, diharapkan media serupa bisa terus dikembangkan, misalnya dengan tema hutan, kebun binatang, atau pasar tradisional, sehingga anak-anak semakin dekat dengan dunia nyata dalam proses belajar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI