Di era digital, anak muda semakin mudah terhubung dengan berbagai tren, mulai dari gaya hidup, fashion, hingga opini sosial. Namun, ada fenomena yang sering muncul: FOMO (Fear of Missing Out) rasa takut ketinggalan sesuatu yang sedang hype. Dalam prosesnya, sering kali terjadi dilema antara memegang prinsip etika atau sekadar ikut arus demi eksistensi.
1. FOMO dan Dampaknya bagi Anak Muda
FOMO bukan sekadar istilah keren, tapi realita yang memengaruhi psikologi dan perilaku anak muda. Dengan algoritma media sosial yang terus menyajikan tren terbaru, banyak orang merasa tertekan untuk selalu mengikuti perkembangan agar tetap "nyambung" dalam pergaulan.
Dampaknya?Â
Konsumtif dan impulsif Banyak yang tergoda membeli sesuatu atau ikut tren tanpa berpikir panjang.
Takut berbeda pendapat Dalam diskusi sosial atau politik, sebagian orang lebih memilih setuju dengan mayoritas meskipun bertentangan dengan prinsip mereka.
Menormalisasi perilaku tidak etis Demi popularitas, ada yang rela melakukan hal-hal di luar batas norma, seperti flexing berlebihan, prank tidak beretika, atau ikut tren yang merugikan orang lain.
2. Benturan Antara Etika dan Keinginan Ikut Tren
Media sosial memunculkan banyak tren yang kadang tidak selalu sejalan dengan nilai etika. Contohnya:
Tren prank berlebihan yang malah merugikan atau mempermalukan orang lain.
"Flexing" kekayaan palsu demi konten, padahal penuh kebohongan.