Penulis: Muhammad Khambali
Tahun Terbit : 2024
Kategori:Â Non-Fiksi (Esai)
Penerbit:Â Anagram
Halaman: x + 90 Halaman
Buku ini benar-benar membuka mata kita tentang bagaimana narasi yang selama ini terbentuk soal disabilitas ternyata tidak selalu adil dan seimbang. Khambali dengan lugas dan jernih mengulas berbagai aspek tentang bagaimana diskriminasi, stereotip, dan ketidakadilan masih banyak menyelimuti kehidupan orang dengan disabilitas. Tapi yang bikin keren, penulis tidak hanya menjatuhkan jari ke masalahnya saja, tapi juga mengajak kita untuk berfikir dan berempati agar bisa merubah cara pandang kita.
Buku ini bercerita dari sudut pandang yang humanis, menyasar narasi yang selama ini sering salah kaprah: bahwa disabilitas itu adalah kekurangan yang harus disembuhkan, padahal sebenarnya mereka punya potensi dan hak yang sama. Khambali menegaskan bahwa narasi ketidakseimbangan ini tidak hanya merusak image atau persepsi atas orang disabilitas, tapi juga bikin mereka terpinggirkan dan tidak dilibatkan secara adil dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya.
Selain itu, buku ini juga mengangkat realitas ketidakadilan yang tidak hanya berasal dari pandangan masyarakat, tapi juga dari sistem dan kebijakan yang tidak memihak. Ironisnya, banyak dari mereka yang seharusnya jadi pelindung dan fasilitator justru malah memperparah ketimpangan ini. Khambali mengajak kita untuk kritis dan peduli, agar semua pihak bisa berkontribusi menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil.Â
Yang membedakan buku ini dengan wacana populer lainnya adalah keberaniannya untuk tidak memoles realitas. Khambali tidak menyuguhkan cerita dramatis atau memaksa pembaca untuk "terinspirasi." Ia justru membongkar narasi-narasi populer yang menjebak penyandang disabilitas dalam dua kutub ekstrem: sebagai sosok lemah yang harus dikasihani, atau pahlawan super yang menginspirasi.
Bahasanya tetap akademik, tapi tidak kaku. Buku ini berhasil menjembatani pembaca umum dengan dunia teori kritis. Bagi mahasiswa ilmu sosial, aktivis HAM, atau siapa pun yang ingin memahami isu disabilitas secara lebih utuh dan tidak simplistik, buku ini sangat berharga.
Di Indonesia, pembahasan soal disabilitas masih sering terpinggirkan. Kebijakan inklusi seringkali hanya berhenti di atas kertas, dan akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan ruang publik masih sangat terbatas. Buku ini hadir sebagai pengingat bahwa perjuangan kesetaraan tak akan utuh jika tidak melibatkan mereka yang selama ini ditempatkan di pinggir.Â