Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Gangguan Voyeurisme

24 Januari 2016   16:40 Diperbarui: 24 Januari 2016   16:46 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Interpretasi behavioral yang paling sederhana terhadap penyimpangan seksual adalah bahwa penyimpangan tersebut adalah merupakan hasil dari proses responden conditioning terhadap pengalaman seksual pada masa kecil, secara khusus masturbasi, yang kemudian menjadi stimulus yang berbeda ketika muncul.

·         Perspektif Cognitive-Behavioral

Beberapa teoris memiliki paradigma behavioral berpendapat bahwa parafilia terjadi karena pengondisian klasik yang terjadi secara tidak sengaja menghubungkan gairah seksual dengan sekelompok stimuli yang oleh masyarakat sebagai stumuli yang tepat. Meskipun jarang disebutkan dalam literature terapi perilaku, teori ini dikemukan pertama dalam laporan Kinsey yang terkenal mengenai perilaku seksual laki-laki dan perempuan amerika (Kinsey, pomeroy, & martin,1948). Sebagian besar teori behavioral kognitif mengenai parafilia yang ada saat ini bersifat multidimensional dan berpendapat bahwa parafilia terjadi bila sejumlah factor terdapat dalam diri individu.

Riwayat masa kanak-kanak individu yang mengidap parafilia mengungkapkan bahwa sering kali mereka sendiri mengalami pelecehan fisik dan seksual dan dibesarkan dalam keluarga dimana hubungan orangtua dan anak mengalami gangguan (mason, 1997; Murphy,1997). Pengalaman masa kecil tersebut dapat bekontribusi besar terhadap rendahnya tingkat keterampilan social dan harga diri, rasa kesepian, dan terbatasnya hubungan intim yang sering terjadi pada penderita parafilia (Kaplan & Krueger 1997). Dengan demikian parafilia dengan mengintip dapat berfungsi sebagai pengganti hubungan dan aktivitas sex yang wajar. Lebih jauh lagi keyakinan luas bahwa pelecehan seksual di masa kanak-kanak memicu seseorang memiliki perilaku parafilik setelah dewasa, perlu dikoreksi bahwa penelitian yang menunjukan bahwa kurang dari epertiga penjahat seks berusia dewasa yang mengalami pelecah seksual sebelum mereka berusia 18 tahun (maletzky, 1993).

Hubungan orang tua –anak yang menyimpang juga dapat memicu permusuhan atau sikap negative pada umumnya dan kurangnya empati terhadap perempuan, yang dapat menignkatkan kemungkinan untuk menyakiti perempuan. Alcohol dan efek negative seringkali memicu tindakan voyeurism.

Penyimpangan kognitif juga berperan dalam parafilia, contoh seorang voyeur dapat meyakini bahwa seorang perempuan yang membiarkan tirai kamarnya terbuka ketika ia sedang berganti pakaian memang ingin dirinya dilihat oleh orang lain (Kaplan & Krueger, 1997). Berbagai hipotesis yang memfokuskan pada kognisi terkesan psikoanalisis. Contohnya, bebreapa ahli klinis yang menganut prespektif kognitif perilaku dan bebeapa pendapat psikodinamika menganggap trnasvetisme sebagai pelarian seorang laki-laki dari tanggung jawab yang dianggapnya dibebankan padanya semata-mata karena ia seorang laki-laki. Maka kemudian, pakaian perempuan diyakini memiliki makna khusus bagi laki-laki transvesit di luar gairah seksual yang dirasakannya dengan memakainya. Mungkin peran gender yang tidak terlalu kaku akan mengubah makna pakaian perempuan bagi laki-laki semacam itu.

-Interpersonal

Kekurangmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan pegaulan bebas juga bisa menjadi penyebab paraphilia.

-Sudut Pandang Sosiokultural

Penyebab parafilia berdasarkan sosiokultural sangat beragam mulai dari faktor diskriminasi, lingkungan yang keras, dan pola asuh. Lingkungan keluarga dan budaya di mana seorang anak dibesarkan ikut memengaruhi kecenderungannya mengembangkan perilaku seks menyimpang. Anak yang orangtuanya sering menggunakan hukuman fisik dan terjadi kontak seksual yang agresif, lebih mungkin menjadi agresif dan impulsif secara seksual terhadap orang lain setelah mereka berkembang dewasa. Suatu sistem keluarga pun memberikan kontribusi dalam memunculkannya gangguan parafilia.

Penanganan Psikoanalisis, Behavioral, Kognitif dan Biologis terhadap gangguan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun