Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Permenungan Bencana Manusia dan Bencana Alam Era Digital

9 Oktober 2022   12:03 Diperbarui: 10 Oktober 2022   10:36 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media buzzer, oposan, akan berbeda diksi, sorotan dan topik. Mereka akan mencari pendapat kontra yang akan menyudutkan penguasa, sedangkan media pro pemerintah akan membahas tragedi dan bencana dengan sudut pandang pemerintah dan penguasa.

Hilangnya Akhlak Akibat Pengaruh Modernisasi Global

Media oposan akan menyoroti kelemahan aparat yang tidak mentaati statuta FIFA yang melarang penggunaan gas air mata.

Lalu adakah media yang membela polisi yang berupaya meredam kerusuhan dengan alternatif terakhir menembakkan gas air mata sehingga kerusuhan mereda.

Namun ternyata efek gas air mata malah membuat panik baik fans, suporter maupun polisi sendiri yang semuanya terjebak dalam kekalutan dan emosi.

Setelah semua terjadi tiap orang sebaiknya harus introspeksi diri, percuma saling menyalahkan, percuma saling tuding dan membuat kebijakan memecat mereka disorot menjadi dalang, biang, dan provokator dari tragedi memilukan tersebut. Yang sudah menjadi korban tidak bisa hidup lagi. Mereka hidup dalam penyesalan yang menghantui sepanjang hidup, tetapi hidup tidak bisa lagi diputar ulang.

Yang dilakukan adalah menatap ke depan, semua stakeholder, masyarakat harus kembali berkaca pada bencana yang barusan terjadi. Introspeksi dan kembali menata hidup menjadi lebih baik.

Suporter, panitia, aparat kepolisian, pemerintah, buzzer, influencer kembali ke diri sendiri. Tidak perlu saling tuduh toh semuanya sudah terjadi mau memaki dan marah, kecewa, pedih, pilu, tidak akan bisa mengembalikan keadaan seperti sebelum bencana terjadi.

Sebaiknya semua salaman. Bagaimanapun manusia harus menjalani kehidupan dengan menata diri, mencegah hal konyol terjadi lagi, apalagi muncul peristiwa yang lebih mengerikan. Ah amit-amit jangan terjadi; pandemi Covid-19, tsunami, tragedi tewasnya ratusan penonton, hingga tembok roboh karena banjir di MTsN 19 Pondok Labu.

Setiap saat Manusia harus berbenah bercermin diri untuk tidak saling menyalahkan.

Salam Damai Selalu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun