Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi dan Intoleransi itu "Seksi" untuk Dibahas

27 Maret 2022   11:09 Diperbarui: 27 Maret 2022   11:13 2441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di negeri yang mayoritas penduduknya taat beragama, selalu muncul polemik tentang siapa yang terbesar, siapa paling suci diantara beberapa agama yang diakui. Yang jelas pengikutnya yang paling banyaklah yang paling merasa berhak dicintai Tuhan, dan merasa dekat, hingga ia bisa dan dibolehkan membenci keyakinan lain. Ini bukan hanya karena di sini mayoritas muslim, di negara mayoritas Kristen, atau Hindu, atau Budhapun semuanya mengalami sindrom'Akulah yang paling Benar'.

Lalu siapa yang terbenar? Siapa yang paling disayang? Ah, saya tidak akan membahasnya, hanya akan menjadi polemik, hanya akan menjadi bahan debat kusir tidak ada ujung. 

Sifat manusia itu egois, ia tidak mungkin mengalah pada prinsip yang diyakini benar, apalagi ia adalah pemeluk agama taat, kalau membantah bisa dikatakan menghina atau melecehkan agama. 

Lalu mereka yang merasa taat dan merasa paling benar akan ngotot, ayo demo, jebloskan mereka yang menghina dan melecehkan agama ke penjara.

Lalu ketika ada filsuf, ilmuwan yang merasa mempunyai pengetahuan luas, dan cenderung liberal menganggap para pemeluk agama taat itu terlalu kaku fanatik, terlalu doktriner dan cenderung intoleransi. Kaum intoleransi itu ingin berdiri sendiri, menganggap beda keyakinan kafir dan salah jalan. 

Merekalah terbenar untuk itu menganggap pemerintah yang selalu menggaungkan toleransi sebagai pemerintah yang lembek dan seringkali dianggap melecehkan dan menghina kaum agamawan radikal.

Sudut pandang kaum liberal dianggap kebarat-baratan dan atheis, sedangkan di sudut pandang pemeluk agama liberal kaum radikal itu terlalu kaku dalam mengimplementasikan ajaran agama. 

Nah perdebatan tentang agama apalagi menyangkut bahasan tentang toleransi dan intoleransi itu menjadi"seksi"sering ditengok, kemudian mereka dengan antusias berdebat, meskipun kadang tidak nyambung dan kadang emosional seakan-akan dua kubu yang kadang disebut kodok, kecebong selalu akan berseteru dengan pihak Kadrun, menyebut istilah orang-orang yang begitu mentaati ajaran asli agama berdasarkan dari sumber utamanya di Timur Tengah, termasuk cara berpakaian, memahami hukum agama, yang banyak menganggap haram, kaum agamawan yang masih menganggap bahwa mereka perlu menyelaraskan pengaruh agama dengan tradisi dan budaya setempat.

Sudut pandang yang kadang tidak ketemu itu membuat negara seperti terbelah, selalu berhadapan antara yang radikal dalam beragama dengan yang liberal memahami agama dan ilmu pengetahuan. 

Saking sibuknya berdebat dan berkonflik banyak negara yang berpaham bahwa agama itu nomor satu malah sering muncul konflik dan bahkan sering berperang mempertahankan doktrin dan ajarannya.

Karena tidak pernah menemukan titik temu maka, meskipun sama-sama taat beragama dan masih satu saudara dalam agama, tetapi pandangan tentang kehidupan dan cara mengimplementasikan ajaran itu selalu berseberangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun