Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tahun 2022 Berita Politik dan "Hoaks" Menguat!

5 Januari 2022   15:10 Diperbarui: 5 Januari 2022   16:34 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahun 2022  Berita dan isu politik Menguat (psikindonesia.org)

Semakin mendekati tahun 2024 politik semakin terasa meriah. Banyak manuver mulai dilakukan oleh politisi. Upaya memoles elektabilitas politisi meningkat. Partai politik mulai berhitung untuk melakukan pendekatan terhadap rakyat. Aura pencitraan menguat. Tokoh- tokoh yang  potensial mendulang suara tentunya sudah mulai menabung untuk melakukan pendekatan terhadap rakyat.

Banyak yang memperkirakan bahwa politik identitas masih akan digunakan untuk mendulang suara. Partai-partai yang berafiliasi pada agama terutama agama mayoritas masih mencoba berusaha memainkan isu, terutama berkaitan dengan kriminalisasi ulama, isu tentang bangkitnya komunisme masih menjadi isu yang akan ditujukan pada partai- partai nasionalis. Perang komentar antar netizen bertambah, sehingga polarisasi antara nasionalis dan agama semakin panas.

Ancang-ancang politisi membuat masyarakat mulai digiring untuk memilih kandidat yang bisa memberikan jaminan demokrasi, membuat jaminan keberlangsungan kebijakan pemerintah sebelumnya. Namun disisi lain oposisi memainkan politik baru yang berusaha memancing emosi mereka yang sejak semula berseberangan ditambah politisi yang merasa diabaikan, atau karena lain hal menjadi korban dari pemecatan atau penyingkiran partai pendukung pemerintah.

Partai pendukung pemerintah saat inipun mulai berhitung untuk melakukan pendekatan ke tokoh yang kiranya potensial akan memenangkan pemilu 2024. Saat ini tokoh- tokoh yang potensial antara lain Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudoyono mencoba memperkuat citra. Ganjar dengan terobosan media sosial dan berbagai kebijakan yang menyasar rakyat yang dilakukan dengan memperkenalkan programnya lewat media sosial. Prabowo entah bagaimana yang jelas menggunakan jabatannya sebagai mentri pertahanan untuk mendongkrak namanya bersaing memperebutkan R I 1.

Siapakah yang diuntungkan? Tentu saja para politisi. Mereka berusaha keras untuk memperkenalkan diri dan berusaha menarik simpati masyarakat. Meskipun pada kenyataannya ketika pemilu selesai seringkali para politisi itu lupa dengan janji-janjinya. Masyarakat hanya menjadi jembatan bagi mereka untuk bisa kembali duduk dalam kekuasaan.

Sampai saat ini saya melihat belum banyak politisi yang benar-benar berjuang secara tulus untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Para politisi yang berasal dari partai politik tetap saja tengah memoles diri agar mereka mampu meyakinkan pada rakyat bahwa  yang dilakukan saat ini untuk berusaha pansos ( panjat sosial) ada upaya untuk branding diri dan meyakinkan masyarakat bahwa ia layak dipilih menggantikan Jokowi sebagai presiden yang akan habis masa jabatannya di tahun 2024.

Belum ada tanda- tanda sosok pemimpin yang selevel dengan Jokowi sebagai presiden yang secara total bekerja keras membangun Indonesia melalui masifnya pembangunan infrastruktur, dan juga pembangunan yang merata sampai ke pelosok Nusantara.

Meskipun demikian banyak juga yang tidak suka dengan pola kebijakan pemerintah saat ini. Mereka sebutlah oposan seperti PKS dan Demokrat. Namun ada banyak partai dalam koalisi pemerintah yang sedang berusaha menyeberang mencari tokoh yang bisa dijadikan sandaran untuk menangguk suara.

Mereka mulai melirik tokoh-tokoh potensial yang menguntungkan dan memberi jaminan kemenangan.

Mereka yang berbasis agama mulai mengusung tokoh yang bisa memainkan politik identitas. Ada juga manuver-manuver politisi yang mencoba melakukan pendekatan dan merangkul berbagai tokoh agama selain agama mayoritas untuk memberikan citra bahwa ia adalah tokoh plural yang mau merangkul agama selain agama mayoritas untuk terlibat aktif dalam mendukung dirinya maju sebagai kandidat presiden.

Rasanya tahun 2022 akan semakin terlihat siapakah orang yang digadang-gadang sebagai satrio piningit yang akan menggantikan pemimpin sebelumnya. Tetapi dari survey yang gencar dilakukan saat ini tokoh-tokoh yang elektabilitasnya tinggi sudah mulai tertebak. Tinggal partai partai itu yang mulai membaca arah dukungan. Dan mereka pasti sudah berhitung secara detail siapa yang layak diajukan.

Terlepas dari pro dan kontra suara-suara nasionalis mulai mengarah ke Ganjar Pranowo. Meskipun demikian Ganjar masih harus bekerja keras untuk menaklukkan pemimpin umum partainya yang masih berusaha keras memperkuat Puan sebagai salah satu kandidat entah presiden maupun wakil presiden.

Dukungan real di masyarakat lebih memilih Ganjar sedangkan yang militan anggota partai berlambang sapi moncong putih itu masih berusaha keras untuk menyodorkan Puan Maharani yang digadang-gadang partai untuk meneruskan trah Soekarno sebagai calon pemimpin menggantikan Jokowi.

Namun dari berbagai survei, elektabilitas Puan terlihat cukup jeblok masih jauh jika harus bersaing dengan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan. Kalau dipaksakan pasti akan merugikan PDIP sendiri karena suaranya pasti akan terjun bebas.

Sama halnya sekarang dengan partai Demokrat yang masih sibuk membenahi internal partai. Partai berlambang Mercy tersebut cukup susah berada di lingkaran partai yang kuat dukungan suaranya. Turunnya partai demokrat itu terkait kisruh yang tidak kunjung selesai.

Tahun 2022 akan menjadi tahun konsolidasi bagi partai-partai untuk menjaring suara rakyat. Dua tahun itu terasa singkat untuk memperkuat partai bila mau memenangkan pemilu tahun 2024. Rasanya sosok nasionalislah yang masih akan menang, sebab bagaimanapun masih banyak Islam moderat yang diam, namun mereka tetap mengikuti perkembangan, tidak gaduh dan cenderung menunggu, hingga akhirnya mereka mendukung sosok yang cocok untuk meneruskan estafet kepemimpinan sebelumnya.

Bagaimanapun bencinya pada partai politik, rasanya masih banyak yang berharap lewat partai akan muncul sosok pemimpin yang bisa memberi harapan untuk kemajuan bangsa. 

Banyak orang muda yang mulai tertarik dengan partai politik. Misalnya sosok seperti Gibran Rakabuming dengan gebrakan modern nya akan memberi inspirasi bagi generasi muda untuk mencoba berkiprah sebagai politisi.

politisi muda bermunculan (bbc.com)
politisi muda bermunculan (bbc.com)

Sekarang ini PSI sudah mulai ancang-ancang untuk mengguncang ketenangan politisi senior. Terlihat banyak sekali debat, pro kontra muncul atas kekritisan PSI dalam mengkritik tokoh yang saat ini menjadi idola pemuja politik identitas. Sedangkan tokoh nasionalis sendiri mulai mendapat ancaman dari haters. Berita-berita hoaks politik  mulai ramai menghiasi media sosial. 

Tahun 2022 sebutlah  tahun ancang-ancang para politisi

sedangkan 2023 perang media amat kencang dan memuncak sampai 2024. Semoga tidak terjadi  huru-hara yang mencoreng Indonesia sebagai negara demokrasi. Ini hanya semacam prediksi dan sebuah ramalan awal tahun. Semoga Indonesia semakin dewasa dalam berdemokrasi, menjauhi cara-cara kekerasan dan anarkisme, mengedepankan logika dan kedewasaan berdemokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun