Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Membangun Solidaritas Palestina dan Perang Melawan Covid-19

20 Mei 2021   06:57 Diperbarui: 20 Mei 2021   06:58 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang Palestina dan Israel yang berkepanjangan menguras perhatian dan tenaga (tribun manado. tribunnews.com)

Kalau memikirkan tentang perang antara rakyat Palestina melawan hegemoni agresi Israel, sepertinya tidak akan habis - habis. Israel yang ingin memperluas wilayah dan berjuang atas klaim tanah terjanji, sementara Palestina dengan gagah berani melawan Israel dengan segala kekurangannya. Kekuatan Hamas dari Palestina membuat dilema dan Masyarakat kecil tidak berdaya seperti pelanduk yang tergencet di antara dua raksasa.

Banyak yang mengklaim bahwa perang Palestina dan Israel. Sebab mayoritas penduduk Palestina adalah Muslim. Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia tampaknya geram dengan perlakuan Israel terhadap Palestina, namun di satu sisi juga menyayangkan ketika di satu sisi pimpinan Hamas mendapat privilege dan hidup dengan kekayaan melimpah. 

Padahal rakyat butuh perlindungan dan kesejahteraan, bukan upaya politisasi pimpinan ormas terbesar di Palestina untuk menumpuk uang atas bantuan dari negara - negara sahabat seperti halnya Indonesia yang tidak kurang sudah menyumbang baik gedung, dukungan maupun upaya diplomatik agar Palestina segera terbebas dari drama perebutan wilayah.

Perang Israel dan Palestina Bukan Perang Agama

Di Indonesia di satu sisi sering terdengar gaung yang mengatakan bahwa Perang Palestina adalah perang agama, padahal jelas- jelas persoalannya adalah masalah sabotase, pencaplokan wilayah Palestina oleh Israel. Dalam sejarahnya Israel memang terkenal dengan orang - orang cerdas, yang unggul dalam strategi intelijen. Negara- negara Arab seringkali kewalahan dengan gesit dan cerdiknya agen rahasia Israel Mossad. Ditambah dengan banyaknya tokoh teknokrat, di berbagai belahan dunia yang berdarah Yahudi. Juga Spekulan dan ahli ekonomi dunia semacam George Soros, yang bisa mengguncang perekonomian dunia dengan tindakan spekulasinya.

Perang melawan Israel itu melelahkan. Dalam Kitab Suci jelas tertulis bahwa Yahudi atau Israel itu bangsa Terpilih. Tuhan telah memilih Israel bakat kecerdasan, keberuntungan dan pembebasan dari bencana. Meskipun begitu kaum Yahudi selalu saja sering memberontak dan tidak mengikuti perintah Tuhan dengan kesombongan - kesombongan yang melekat pada bangsa terpilih itu.

Perang Israel Palestina memicu banyak peristiwa di dunia termasuk dengan renggangnya hubungan diplomatic. Indonesia saat ini masih belum membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebagai buah protes keras atas agresi Israel terhadap Palistina.

Kesimpulan sebenarnya dari masalah Palestina adalah menghindari perang bernuansa politik, perang berlabel agama. Sebab sebetulnya Yang menjadi persoalan adalah kerasnya dua kubu Israel dengan ngototnya memperluas wilayah dan Hamas dengan kepentingan politisnya.

Harusnya Konsentrasi Mencegah penyebaran Covid -19

Mendengar pimpinan HAMAS yang bergelimang kekayaan sementara perang terus berkecamuk maka, Indonesia saat ini diharapkan tidak perlu terlalu serius memusatkan perhatian untuk membantu negara lain seperti Palestina, Suriah, dan Peperangan saudara di wilayah semenanjung Arab. 

Perang yang sesungguhnya Indonesia saat ini adalah perang melawan pandemi covid-19, perang melawan diri sendiri yang susah mentaati protokol kesehatan dan cenderung "Nggugu karepe dewe" (ngeyel) melanggar demi bisa bersenang -- senang di tempat umum, mandi bareng di pantai, tidak memakai masker dan berkerumun sehingga ada rasa kekhawatiran akan terjadi ledakan tertularnya Covid -19 seperti halnya India, Malaysia yang menunjukkan grafik naik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun