Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan, Negara Paling Religius, Intoleransi Sebuah Paradoks

20 April 2021   13:11 Diperbarui: 20 April 2021   13:27 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Simbolisme ketaatan dan hormat pada Sang Pencipta adalah dengan rutin dan tekun beragama. Bahkan dalam keseharian  ia mengkhususkan diri untuk berdoa siang dan malam. Apakah Tuhan menyayangi orang - orang yang bertekun dalam doa? Tentu saja sayang. Bahkan mereka yang jarang berdoapun Tuhan sayangi.

Apakah Tuhan mewajibkan manusia berdoa dan melirik dengan sinis pada mereka yang jarang berdoa. Yang jarang berdoa merasa tidak nyaman dan merasa tersiindir dengan mereka yang sangat rajin berdoa, ikut komunitas, doa, selalu mengucap nama Tuhan, selalu berusaha menasihati yang lain untuk menyediakan waktu, kalau perlu ikut aktif dalam komunitas agama.

Tapi satu sisi di mana mereka yang menjadi aktivis, menjadi berjarak dengan keluarga, melupakan interaksi sosial, lebih sibuk dengan komunitas agamanya dan semakin tenggelam larut dalam aktivitas dan kurang peduli dengan perekonomian keluarga. 

Ada beberapa tipe orang yang sangat memprioritaskan kegiatan beragama, sedangkan keluarganya kelaparan mengharap ada rejeki datang tapi hanya dijawab dengan doa dan pengharapan semu. 

Tapi saya pikir dan saya harap mereka yang aktif dalam kegiatan agama itu karena mereka sudah selesai dengan dirinya dan keluarganya, karena rejeki sudah ada yang mengatur, sudah dibukakan pintu karena ia selalu rajin dan tekun berdoa.

Tapi apakah Tuhan mewajibkan berdoa tapi mengabaikan kerja keras untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan keluarga ? Pasti harus ada keseimbangan. 

Tuhan pasti maklum jika sesekali manusia lupa berdoa dan sedang sibuk bekerja untuk kesejahteraan keluarga. Keluarga pasti akan memaklumi kerja keras seorang kepala keluarga. 

Meskipun selalu mengingatkan untuk rajin berdoa tentu mereka juga berharap  untuk tetap memberi jaminan pada keluarganya bisa makan, bisa menikmati kebersamaan, menikmati kedamaian karena kebutuhan keluarga tercukupi. Tentunya tidak akan latah hanya dengan berdoa dan memohon lalu datang rejeki.

Berdoa Rajin Bekerja Lebih Rajin

Berdoa itu untuk melandasi manusia dan mendorong semangat kerja keras. Dengan berdoa manusia percaya apapun rintangannya Tuhan akan membantu manusia yang mau bekerja keras. 

Bukan dibalik tekun berdoa, dan pasif berharap dengan selalu dekat dengan Tuhan tanpa bekerja rejeki akan datang sendiri, itu namanya mabuk. 

Apalagi dengan giat ikut komunitas dan hidupnya dikhususkan untuk berdoa tapi melupakan kesejahteraan keluarga dan semakin lama rasa benci pada agama liyan semakin subur, itu namanya muabuk agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun