Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Yogyakarta dalam Ingatan

11 April 2021   14:57 Diperbarui: 11 April 2021   15:05 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yogya dulu Memang Ngangeni (id.pinterest.com)

Entah, apa yang menggerakkan aku untuk tiba - tiba menulis tentang Yogyakarta, Mungkin karena dihadapanku tergeletak buku Yogya Yogya karya Novel dari Mas Herry Gendut Janarto. Buku itu mengingatkan tentang sudut - sudut Yogyakarta. Cerita tentang cinta, cerita tentang makanan khas dan budaya Yogyakarta. Novel Yogya Yogya seperti mewakili cerita banyak mahasiswa, pelajar dan orang - orang yang pernah tinggal di Yogya untuk belajar, bekerja ataupun hanya singgah sejenak.

Paling tidak saya pernah nge kost dan wara wiri antara Yogya dan Magelang selama 9 tahun. Dari kuliah pertama yang hanya berlangsung satu tahun di jalan Timoho. 

Kuliah di jurusan Sosiatri, ilmu yang berhubungan dengan penyakit masyarakat, lalu kemudian mencoba mendaftar di perguruan tinggi negeri dengan Sipenmaru; Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru ( kalau ada istilah lain anda yang awal kuliah di perguruan tinggi negeri pasti tahu kapan tepatnya )

Selama saya di Yogyakarta hampir semua gang di Yogya pernah dijelajah ( nggak juga sih) paling tidak jalan - jalan utama saya cukup hapal. 

Dari Umbul Harjo misalnya, ada rute yang pernah saya lewati dengan jalan kaki. Umbulharjo ke arah Muja Muju, Kebun Binatang Gembira Loka, lalu melewati pabrik susu SGM, kalau ke  arah kiri ke jalan Kusumanegara, kalau ke kanan ke arah Gedong kuning lalu menuju arah Gunung Kidul.

Dari sisi kanan SGM menyusur jalan melewati SMA 8 kalau lurus menuju Gayam, Radio FM Geronimo, sebelum Ke Geronimo melewati Kantor Wali Kota, di sekitar situ ada kampus Janabadra. Ke arah kanan menyusuri jalan Timoho, lalu sebelah kanan Kampus STPMD ( APMD ), nyeberang tetek sepur melewati kampus IAIN Sunan Kalijaga ( sekarang UIN ). 

Dari situ ketemu jalan Adisucipto, atau Jalan Solo yang sudah cukup sibuk. Kalau lurus dulu ada toko cukup besar dekat kali Gajah Wong, di sampingnya ada Museum Affandi yang berada di tepi persis Kali Gajah Wong, Bila menyusur jalan kecil akan ketemu kampus Sekolah Tinggi pertanian,Atmajaya dan Sanata Dharma.

Di sekitar situ banyak muncul penerbit- penerbit indie sampai penerbit yang cukup kondang karena sering melahirkan buku best seller. Gegap gempita yang dipenuhi perguruan tinggi dan sekolah membuat Yogyakarta mendapat sebutan kota pelajar. 

Perguruan Negeri antara lain UGM, UNY (dulu IKIP Negeri), UIN (Dulu IAIN) Sunan Kalijaga. Sejumlah SMA terkenal SMA teladan yang ada di Beringharjo depan Museum Amri Yahya, berdekatan dengan kampus ISI (atau dulu disebut SSRI) atau ASRI jurusan Seni Rupa, ada studio Grafisnya, Setelah menjadi ISI pindah ke Jalan Parang Tritis KM 6, 5.

Jalan itu benar benar hapal apalagi sekitar gang Gatotkaca yang melahirkan cerita tragis peristiwa 98 dengan tewasnya Moses Gatotkaca. Mari bernostalgia di sekitar Mrican ada banyak gang yang dinamai tokoh tokoh wayang, seperti Gang Guru ( maksudnya mungkin Betara Guru ), Narada, Gang Kalabendana, Gang Brajamusti, Brajadenta, Brjawikalpa, di belakang STM Pembangunan. 

Kost kostan mahasiswa banyak tersebar di situ dari kelas menengah sampai kelas kere seperti yang saya tempati. Di Yogya sempat berpindah beberapa kali setelah akhirnya memutuskan melaju dari Magelang ke Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun