Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ingat Kletikan Singkong Ingat Pasar "Pahing" Talun Magelang

26 November 2020   13:32 Diperbarui: 26 November 2020   13:37 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pasar Talun Sekarang (Foto Oleh Joko Dwi)

"Kletikannya mau se ball atau di borong sekalian?"

"Dua Ball saja Mbakyu nanti susah bawanya mbakyu. Saya tinggal dulu ya kletikannya ini mau mau beli...?

"... mau beli apa baju komprang jahitan jumbleng. ya...?"

"Biasanya orang beli baju petani di pasar ini?"

Lalu transaksipun berlangsung sampai muncul kesepakatan harga. Itulah kurang lebih suasana pasar. Kebanyakan pedagangnya ramah dalam istilah jawanya grapyak semanak.

Nostalgia masa Kecil

Dulu sekitar tahun 80 -- an ketika saya masih anak - anak saya sering diajak ibu saya dan bahkan bersama teman pergi ke Pasar Talun yang jaraknya sekitar Satu setengah kilo dari rumah saya di Krogowanan, Sawangan. Desa saya letaknya di seberang, sungai Mbelan dan Senowo. Saya tahu jalan memotong melewati sawah -- sawah, menyeberang sungai Mbelan menyusur lereng, naik dan ketemu dengan jalan yang menuju ke pasar Talun.

Alternatif lain saya menyusuri lereng Mbelan dan kemudian naik lewat pertemuan sungai antara Kali Senowo dan Kali Mbelan. Ada jalan kecil yang hanya dilalui bisa motor dengan jembatan terbuat dari anyaman bambu. Tetapi orang - orang akan menghindari menyeberang jika mendung tiba dan dua sungai besar itu sedang banjir,ngeri melihatnya.

Banyak cerita mistis tentang sungai Pabelan dan kali Senowo. Banyak yang percaya bahwa  Jin yang tinggal dan bermukim sekitar kali Mbelan. Orang harus hati - hati berperilaku saat berada di sisi sungai pabelan atau kali mbelan.

Ada yang unik dari cerita masa kecil saya. Ketika menyusur jalan diantara dusun Banyutemumpang yang terletak di kecamatan Sawangan, Pas hari pasaran pahing jalan setapak menjadi jalur memotong  seorang ibu- ibu yang memanggul keranjang sigap menyusur jalan -- jalan berbatu di antara sungai Pabelan dan Senowo.

Saat asyik berjalan tiba tiba saja berhenti. Saya yang berada di belakangnya ikut berhenti, Tiba -- tiba ia menyingkapkan kain jariknya, di tarik ke atas. Dengan sedikit membuka kakinya dari dalam tiba -- tiba air deras mengali dari dalam kain yang sedikit tersingkap. Saya sampai melongo melihat kebiasaan orang -- orang nggunung entah dari lereng Merapi entah dari lereng Merbabu. Rupanya mereka jarang memakai celana dalam. Hanya memakai kain yang disebut jarik, dan saat berjalan bisa saja dengan bebasnya buang air sambil berjalan dan memanggung barang dagangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun