Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

TikTok antara Cari Sensasi dan Pelepas Stres

24 Februari 2020   10:09 Diperbarui: 24 Februari 2020   10:27 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maaf sampai saat ini, jujur saya pernah dua kali ikut- ikutan Tik Tok, yang pertama diajak istri yang sedang gandrung dengan TikTok dan yang kedua diajak murid untuk mengekspresikan keakraban dan ingin minta teman melakukan gerakan- gerakan lucu secara spontan  dengan gaya tangan di silang- silangkan dan kepala diangguk- anggukkan. Dengan iringan lagu yang ada di ponsel gabung bersama beberapa orang melakukan gerakan sama seirama.

Media sosial telah membuat manusia milenial sibuk dengan aneka aplikasi, tik tok diantaranya yang sedang ngetren bahkan Gubernur dan Presiden serta para petinggi negeri ini ikut deman tik tok... Apa sih istimewanya tik tok sampai remaja dan orang dewasa ingin mengekspresikan diri dilihat dan ditampilkan di video tik tok dan menjadi viral.

Penulis sendiri sebetulnya juga suka bila tulisan menjadi viral artinya menginspirasi bukan karena kontroversial asal comot judul dan kehebohan yang dituju. Tiktok adalah platform media sosial yang perkembangannya paing cepat di dunia. Dari beberapa artikel yang sempat saya baca tiktok video berdurasi sekitar 15 detik menarik karena dengan musik, filter ditambahdengan fitur kreatif lainnya.

Ledakan popularitas terjadi ketika hampir 4 tahun platform ini diluncurkan dan booming di Cina yang awal mulanya disebut dengan Douyin. Douyin diluncurkan oleh perusahaan asal China, ByteDance. I tahunDouyin memiliki 100 juta tayangan video erdurasi pendek. Awal mula Douyin naik popularitasnya ,memiliki 100 juta pengguna dan satu miyar tayangan video setiap hari.

Douyin sukses maka mereka melihat peluang untuk dikenalkan ke luar China. Douyin pun membuat nama baru yang tampak lebih familiar dengan nama tiktok.TikTok mendorong manusia berkreasi dan membuat peluang pasar membesar.Betul sampai saat ini demam tiktok belum berakhir.

Video TikTok membuat para kreator gembira sekaligus bingung. Dengan musik berdurasi pendek maka para penggunanya bisa membuat pertunjukan heboh dengan durasi waktu pendek. Demam TikTok kadang menyerempet bahaya. Ada yang terjebak dalam adegan mesum atau membuat kreatifitas menyerempet bahaya ketika melakukannya di jalanan dan tempat umum.

Demam TikTok bagaimanapun suka dengan cara yang unik, memperoleh kepuasan setelah bisa membuat koreografi di video dengan durasi pendek. Jika menarik dan kelihatan konyol apalagi dilakukan oleh selebriti atau pejabat publik maka penikmat videonya menjadi melonjak drastis.

Tetapi memang menjadi aneh jika hampir semua pengguna media sosial ikut- ikutan deman TikTok. Baik jika dilakukan untuk melepaskan stres, tetapi konyol jika akhirnya membuat orang menjadi repot dan risi ketika dilakukan ditempat yang seharusnya bersifat pribadi. Lebih mengerikan jika ada pengguna yang melakukan adegan tidak senonoh memanfaatkan aplikasi Tik Tok. Yang tidak sopan adalah mereka yang melakukan adegan di Masjid , gereja, tempat ibadat dengan gerakan yang tidak lazim dipertontonkan sewaktu berada di tempat doa atau persembahyangan yang seharusnya hening tenang dan meditatif bukan pecicilan.

TikTok tercipta dari seorang bernama Zhang Yiming. Pria lulusan dari Universitas Nankai inilah yang menjadi pendiri ByteDance pada Maret 2012. Perkembangan cepat HP canggih membuat pengeditan dan shooting gambar cepat selesai. Kualitas videonyapun semakin canggih.

Apakah para pengguna TikTok rata- rata demam pujian? Entahlah ini opini saya saja ya mereka butuh pengakuan di media sosial maka, saat lelah dan capai kerja membuat selingan dengan main TikTok. Semoga saya tidak digruduk oleh para penggemar TikTok di negeri ini dan di negeri asalnya China. Apapun platform di media sosial jika berdampak positif ya diamini saja asal jangan gara- gara TikTok terus lupa tetangga, lupa menempatkan diri sehingga tempat ibadah saja menjadi lokasi TikTok. Memang Tuhan mau diajak joget- joget dan eksis di media sosial.

Rasanya memang semakin banyak orang- orang yang butuh hiburan, butuh lepas dari rutinitas dan capai bicara tentang politik yang tidak ada juntrungannya, main Tik Tok dapat menurunkan tensi, tetapi jika sudah ada saluran pelepas stres ya tidak usah main TikTok setiap hari nanti malah dibilang kurang kerjaan, TikTok melulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun