Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jejak Digital dan Digital Tanpa Jejak

15 Oktober 2019   09:55 Diperbarui: 15 Oktober 2019   23:35 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tentang jejak digital: bernas.id

Efek Buruk Jejak Digital
Itu sisi positif dari jejak digital yang tersimpan. Namun jejak digital bisa membuat karier seseorang hancur jika menggunakannya secara serampangan. Ada pembicaraan yang terekam dan bisa dijadikan delik aduan dari seseorang yang merasa terfitnah dengan tulisan- tulisan seseorang. 

Dari postingan di media sosial yang bernada melecehkan bahkan bisa membuat karier keluarga berantakan, hancur lebur. Salah postingan, atau sengaja membuat status nyinyir hanya karena ingin selalu dikenal bisa berakibat fatal. 

Contohnya adalah ketika istri dari seorang tentara mengunggah statusnya yang "nyinyir" dengan peristiwa penusukan Wiranto akhirnya berujung reputasi dan karier suaminya "ambyar". 

Penyesalan datangnya belakangan. Peristiwa sudah terjadi, menyesal saja belumlah cukup. Jejak digital komentarnya telah viral, berita- berita miring tentang keluarganya terekspos, jutaan caci maki datang membandang dan waktu tidak bisa diputar lagi.

Kehati-hatian dalam menggunakan media sosial itu penting, agar jejak digital tidak mencatat hal- hal negatif dan buruk bagi masa depan. Sebab sekali tercatat dan terekam pernah melakukan kesalahan fatal maka jejak digital itu semacam hantu yang terus menguntit ke mana kita pergi.

Novelis yang sebelumnya dipuja- puka karena karyanya yang unik dan bahasanya yang memukau tiba- tiba bisa rusak reputasinya gara- gara pernah membuat cuitan yang bernada SARA atau tulisan yang tidak mencerminkan sebagai penulis terkenal dan sempat mendapat penghargaan.

Tanpa Jejak Digital?
Lalu bagaimana mengartikan digital tanpa jejak sebab saya menulis ini semacam clickbait saja sekedar lucu- lucuan?!Ya apa yang sudah tertulis di media digital bisa saja dihapus. 

Tetapi jejak tulisan atau gambar, atau postingan apapun sebenarnya sudah menjadi milik umum. Bisa saja ada seseorang yang sudah menyimpannya, membuat screenshot atau menyimpannya di file khusus. 

Digital akan selalu meninggalkan jejak, dan jika digital berharap tanpa jejak ya tidak usah posting. Lupakan media sosial, lupakan anda pernah mengirim email atau sekadar sayang-sayang di facebook. 

Kalau mau menulis tulis saja di lembaran- lembaran kertas, hidup di pelosok hutan, berteman tumbuh- tumbuhan, makan dari yang tersedia  di situ. 

Konsekuensi dari menjadi penulis blog itu akan tercatat di media digital, akan menjadi bagian sejarah sebagai manusia yang pernah meninggalkan jejak literasi. Tulisan- tulisannya akan tercatat  sejarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun