Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Kompasiana Termasuk Buzzer Menurut Analisis Tempo?

8 Oktober 2019   18:57 Diperbarui: 11 Oktober 2019   22:42 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
opini Tempo yang heboh tentang Buzzer Istana (foto Oleh Joko Dwi)

Dari membaca dan sering mengamati tulisan penulis Kompasiana, sesekali memang ada yang kadang terpeleset dengan menyudutkan ormas tertentu atau menuduh organisasi yang berafiliasi agama turun serta membuat ruwet pemerintahan. 

Tetapi rata- rata banyak penulis yang cerdas yang menuliskan dan menyusun kata- katanya bisa digolongkan sebagai perwakilan bagi mereka yang masih menulis dengan hati nurani daripada sekedar mendengung tidak jelas.

opini Tempo yang heboh tentang Buzzer Istana (foto Oleh Joko Dwi)
opini Tempo yang heboh tentang Buzzer Istana (foto Oleh Joko Dwi)
Tulisan yang tendensius dan mengarah pada fitnah di kompasiana sering dengan cepat disemprit. Jika bandel akunnya dibekukan. Jadi sepertinya jika Kompasiana adalah sekumpulan buzzer tidak pas juga. Kompasiana itu sekedar menampilkan opini dari para penghobi literasi.

Tampaknya konotasi buzzer itu selalu mengarah ke negatif, tampak berdosa sekali dan tukang gaduh. Wartawan- wartawan media arus utama dibuat gerah, resah oleh keberadaan para buzzer  yang senang membuat tulisan -- tulisan "lebay". 

Menurut majalah tempo para buzzer itu adalah corong pemerintah dan lebih mudah mendapatkan akses informasi dari pemerintah. Tempo menyoroti dengan kritis keberadaan para buzzer yang cenderung kelewatan dan pemerintah tampaknya mendukung dengan memberangus akun- akun yang meresahkan dan merugikan pemerintah.

Kecenderungan Tempo menilai negatif para buzzer itu entah karena kebijakan redaksinya atau lebih pada ungkapan redaktur yang geram dan merasa dirugikan dengan adanya buzzer. Saya merasa Tempo tampak emosional menghakimi buzzer sebagai pendengung yang berefek negatif. 

Jangan lupa bahwa buzzer kadang hanya mengantisipasi fitnah- fitnah yang datang dari pihak luar yang sangat gencar mementahkan dan menggiring opini bahwa pemerintah gagal mengawal reformasi, gagal memahami keinginan rakyat dan ada dorongan untuk mengarahkan negara menjadi negara agama.

Maka para buzzer dengan data- data yang dipunyai berusaha menampilkan fakta, menyuguhkan kenyataan bahwa disamping kelemahan dan kekurangan pemerintah banyak hal positif yang sudah dilakukan pemerintah.

Saran penulis Tempo harus mengerem opini- opininya yang amat pedas terhadap pemerintah dan para buzzernya. Apakah sudah ada investigasi bahwa para buzzer itu dibekingi pemerintah, dijamin haknya untuk mendapat akses informasi premium dari pemerintah. Kalau Tempo salah menilai bisa terjadi perang opini.

Menurut penulis sih sah- sah saja Tempo amat semangat merespon keberadaan buzzer dengan tendensius. Tetapi sebagai produk jurnalistik asas keberimbangan juga perlu dikedepankan. 

Penulis sih tidak hendak membela para buzzer, tetapi apakah sebegitu parahnyakah para buzzer itu sebagai pendukung fanatik yang sudah kebablasan membabi buta mendukung pemerintah dalam hal ini Joko Widodo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun