Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mental "Legowo" Sikap Positif Jelang Hadapi Hasil KPU

18 April 2019   11:27 Diperbarui: 18 April 2019   11:49 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tribun.wow.tribunnews.com

Dengan judul ini ada bermacam dugaan bagi anda pembaca dalam menginterpretasikannya. Bisa jadi terasa sarkasme karena Quick count sejumlah lembaga survei telah menentukan pemenangnya. 

Ada juga pembaca yang menasosiasikan bahwa saya penulisnya sedang menyindir Prabowo yang belum mengakui dirinya kalah. Bahwa dengan yakinnya ia mengklaim melalui exitpol yang dilakukan timnya dan pendukungnya bahwa kemenangan mencapai 62 persen.

Bagi yang berakal dungu seperti saya, tentu tidak habis mengerti mengapa Prabowo dengan gagahnya berani mengatakan menang, sedangkan Jokowi yang dalam quick count yang dilakukan oleh hampir seluruh lembaga survei yang diakui KPU dinyatakan menang, masih menunda untuk tidak mengklaim kemenangan sebelum penghitungan resmi KPU berakhir.

Kepada pendukungnya yang sangat ekspresif dan selalu mengekspos kecurangan pemilu dilakukan masif terstruktur dengan melibatkan petugas keamanan, lembaga survei, pemerintah dan pihak- pihak yang tidak suka Indonesia dipimpin oleh Prabowo. 

Elite politik rasanya menurut penerawangan bodoh saya tentu saja mundur jauh. Mereka elite politik sangat spesial karena mempermainkan rakyat yang sudah antusias mensukseskan pemilu dan mengakui kalah dan menang dengan legowo.

Sudahlah, bangsa Indonesia memang menunggu real count KPU, namun dari pengalaman lalu penghitungan quick count tidak meleset jauh. Rasanya saya yang gila atau mereka yang merasa menang yang sedang berhalusinasi.

Sebagai mantan tentara sportifitas tentu dijunjung tinggi. Dalam perang ada menang ada kalah dan kecanggihan teknologi saat ini tentu tidak bisa menghilangkan jejak realitas pemilu. 

Pengawas bukan hanya saksi tetapi juga masyarakat yang mengikuti jalannya pemilu. Mereka mencatat, mendokumentasikan hampir semua penghitungan di tiap TPS TPS. 

Melalui metode sampling saja sudah bisa diperkirakan. Nanti jika partisipasi masyarakat aktif, mereka bisa menghitung real tiap TPS yang ada dan kirimkan ke website KPU, dihitung dengan mesin hitung canggih tentu akan dengan cepat mendapat hasilnya.

Terlepas masih ada pro dan kontra pada mereka yang belum bisa mencoblos karena hambatan, logistis, hambatan admisnistrasi dan mis komunikasi tidak akan berpengaruh banyak.

Dari prosentasi hampir semua lembaga survey sudah stabil di kisaran 54 persen untuk Jokowi Amin dan 45 persen di kubu Prabowo Sandiaga Uno.

Kehadiran teknologi penghitungan canggih tentu membantu masyarakat untuk cepat mengetahui siapa pemenangnya. Pak Prabowo merasa menang. 

Walaupun dalam hatinya rasanya sedang menang(is). Sudahlah para pendukungnya harusnya memberi pelajaran berharga untuk legowo. 

Jangan takabur merasa terzolimi, dicurangi. Kalau dipikir tidak kurang apa Jokowi dihina, cicurangi, dituduh PKI diserang dengan bermacam- macam isu. 

Semu manusia tidak luput dari kekurangan, dan manusia sangat suka mengulik kekurangan orang lain sedang dirinya sendiri juga banyak kekurangan. Kesombongan manusia merasa superior dibanding yang lain. 

Hanya dirinya yang benar dan orang lain salah. Banyak politisi sering menutup kuping sebelah, berlagak bego ketika merasa kalah. Sengaja mengulur- ulur waktu agar muncul belas kasihan hingga muncul simpati.

Politik memang telah mengintervensi kehidupan masyarakat. Itu yang kelihatan di sejumlah opini di media sosial dan perbincangan di televisi. 

Sedangkan jika melihat angsung kehidupan di masyarakat, tanpa bumbu- bumbu berita di media sosial sudah menyambut pemilu dengan gembira. 

Meskipun banyak kekurangan tapi secara keseluruhan pemilu berlangsung damai. Partisipasi masyarakat tinggi dan itu adalah kemajuan demokrasi. 

Masyarakat sudah cerdas dan tidak termakan oleh isu- isu yang berkembang. Maka itu point kepada masyarakat tetapi menjadi catatan kritis bagi elite politik yang memainkan penggiringan suasana seakan terjadi kecurangan masih terstruktur.

Pak Prabowo menangislah untuk persatuan negeri ini. Pesan pemilu ini sudahi perseteruan sikapi kemenangan dan kekalahan sebagai bagian dari demokrasi. 

Jika jagoan saya kalah misalnya ada rasa kesedihan tetapi tetap harus legowo ketika kalah. Jiwa ksatria anda kami tunggu untuk meredam konflik dan kembali hidup sebagai teman, saudara, suami, istri yang tidak dikotak- kotak oleh pilihan politik.

Kami ingin bekerja tenang menghadapi sejumlah ujian kehidupan yang dekat dan menjadi ujian sebenarnya kehidupan. Jika masih belum sukses secara materi setiap orang tentu harus bekerja keras, tidak bisa menggantungkan subsidi pemerintah, atau bantuan- bantuan yang ada. Kami masih harus bekerja keras untuk mewujudkan mimpi- mimpi .

 Pak Jokowi selama ini memberi inspirasi, spirit untuk berjuang, spirit untuk menemukan usaha tepat, sederhana, jujur (jujur tiu relatif). 

Revolusi mental tidak akan berjalan tanpa partisipasi masyarakat. Pemimpin seperti Jokowi sudah mencontohkan bagaimana etos kerja, kerja dan kerja , telah menularkan spirit kerja keras. Yang kreatif dan berdaya bisa survive di tengah persaingan berat ekonomi dunia. 

Pemerintah tentu tidak bisa menutup relasi antar negara, pertukaran tenaga kerja, kerjasama bilateral, hubungan internasional. Yang penting rakyat masih punya kesempatan bekerja di negeri sendiri tanpa intervensi asing.

Kekurangan itu tentu menjadi pekerjaan bersama. Tugas oposisi mengingatkan pemerintah untuk ingat janji- janji politiknya, tugas rakyat bekerja giat dan mendukung upaya positif pemerintah untuk memajukan bangsa. 

Menangislah untuk kepada pendukung anda untuk legowo menerima apapun keputusan rakyat sebagai pemegang hak tertinggi suara. Salam Damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun