Prostitusi dan Kisah Peradaban Manusia
Prostitusi sudah menjadi cerita yang beriringan dengan kehidupan manusia. Jika muncul berita lagi lebih karena permainan media untuk kembali meramaikan isu- isu yang setelahnya sudah muncul di masa silam dan akan selalu timbul tenggelam. Seperti butiran debu begitulah Vanessa Angel. Masih banyak jutaan transaksi prostitusi yang tidak terekspos dan cenderung senyap, tetapi ada dan nyata.Â
Di sudut dunia, di antara derap kehidupan kisah- kisah seperti Vanessa Angel akan selalu hadir. Ditolak, dibuang kembali datang. Dirutuk, diumpat dan disumpah serapahi, nyatanya kehidupan esek-esek selalu hadir sepanjang hari. Rumah bordil diberangus, hotel- hotel masih menampung tansaksi dibawah tangan dan memfasilitasi tamu- tamu yang memerlukan hiburan yang menyenangkan dari sekebatan parfum serta desah nafas yang membuat gairah manusia bangkit.
Film porno meskipun banyak diblokir keberadaannya masih dicari jutaan orang. Dunia fashion masih bicara tentang lekuk tubuh manusia. Perawatan kulit, salon kecantikan dan operasi plastik marak salah satunya untuk memuaskan nafsu manusia untuk saling respon antara pria dan wanita.Â
Betapapun perempuan dibungkus dengan baju yang menutup aurat, aroma tubuh dan sorot mata masih tetap meruarkan hasrat. Maka banyak pemuka agama sering harus menikah lagi agar melegalkan hasrat terpendam agar tidak menjadi hujan fitnah.
Semakin disembunyikan hasrat itu rasanya semakin menjadi bom waktu yang sewaktu- waktu meletus. Perselingkuhan, pemerkosaan, pelecehan seksual muncul karena bagimanapun manusia normal akan susah menerima bombardier godaan yang ada di depan mata.Â
Apalgi jika mereka mempunya kuasa uang yang tidak terbatas, lebih mudah memilih dan mengumpulkan tenaga untuk memuaskan apa yang diinginkan yang muncul nafsu alamiahnya. Munafik saja yang mengaku tidak mempunyai ketertarikan secara sexual. Bahkan pastur dan biarawan yang sumpah kaul kekalpun kadang susah membendung keinginan untuk menyentuh dan merasakan simbol -- simbol seksualitas.
Sukarno merancang monumen nasional dengan simbolisasi Yoni (alat kelamin Laki- laki) dan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat mengusung simbol Lingga ( alat kelamin Perempuan). Jadi, bagaimana mengelak godaan yang memang sudah ada sejak manusia bisa berpikir dan berkembang biak. Tentang cerita prostitusi apapun namanya prostitusi offline, online, prostitusi legal maupun tidak legal akan terus ada seiring dengan perkembangan perabadaban manusia