Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jangan Mau Dipecah karena Perbedaan Politik

9 September 2018   22:00 Diperbarui: 9 September 2018   22:37 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:damailahindonesiaku.com

Gaung Asian Games Ke XVIII 2018 yang berlangsung sejak 18 Agustus  -- sampai 2 September  2018 masih tersisa euforia kemenangan demi kemenangan yang dirasakan masyarakat Indonesia terhadap atlit yang bertanding masih terasa, di masjid, di gereja, di wihara, Pura, klenteng kumandang doa terus menggelora, syukur atas pencapaian prestasi anak-anak bangsa. 

Sebuah kemenangan tidak punya agama yang adalah percaya bahwa Tuhan ada dan bersama manusia yang sedang berjuang membela bangsa. Apapun agamanya jika berjuang sampai titik kemampuannya, sampai tetes keringat terakhirnya dan mengerahkan kemampuan dengan semangat nasionalisme, ia akan merasakan betapa dukungan itu sangat penting. Siapapun pimpinannya jika ia selalu memotivasi rakyatnya untuk berjuang dan mengharumkan nama bangsa patut diapresiasi dan dipuji.

Tidak perlu peduli suara-suara sumbang yang meremehkan. Mereka hanyalah debu-debu kotor yang menempel, sedikit mengganggu, tetapi tidak sampai menyurutkan semangat bertanding. Yang diperlukan dalam sebuah pertandingan hanyalah bara semangat, menjunjung tinggi sportifitas. Menang kalah itu adalah hasil akhirnya. Jika menang medali, bonus, dan puja puji itu akan tersemat, tetapi harus kembali mendarat agar tidak terbuai dan mabuk oleh kemenangan. 

Ada selalu suara huuu, atau kata-kata sinis tetapi apalah mereka tidak perlu ditanggapi, tetap harus fokus pada satu tujuan yaitu menang. Menang karena kemampuan diri setelah melewati masa karantina, tahap-tahap latihan berat hingga akhirnya dari latihan yang berat yang menyita waktu, kesenangan-kesenangan, hiburan yang minim maka tibalah rasa bahagia. 

Air mata mengalir tumpah ruah, bukan karena sedih, tetapi terharu, bangga atas prestasinya. Jangan mau dipecah hanya karena pilihan politik lebih bagus jika kita selalu berpikir untuk:

Gelorakan Spirit Asian Games

Spirit Asian Games itu tidak boleh cepat berlalu. Spirit of Asia, semangat untuk bangun dari keterpurukan, semangat untuk tidak hanya mencela tetapi berusaha, berjuang merengkuh asa agar lepas dari jerat derita. Kemiskinan bisa dihindari, belajar dari para atlit paralimpik yang sebentar lagi berjuang juga untuk mengharumkan nama bangsa. 

Mereka datang dari keterbatasan, cacat fisik bukan hambatan, semangat yang tumbuh di jiwa bisa melebihi batas, Kaki cacat,lumpuh, mata tidak bisa melihat bukan untuk dikasihani. Mereka bisa mendorong indera lain untuk bekerja keras menutup kelemahan indera lain yang tidak berfungsi. Pernah dengar dengan sosok Nick Vujicic motivator ulung yang tidak punya tangan, tidak punya kaki. 

Dalam keterbatasannya dia malah melebihi semangat orang normal. Ia menjadi motivator, meyakinkan bahwa cacat bukanlah untuk ditepekuri, dibuat beban.Vujicic membuktikan dengan kekurangan ia bisa mendorong jiwa tubuhnya yang masih berfungsi, otaknya, kreatifitasnya bekerja maksimal.

Suara-suara nyinyir yang hadir di medsos dengan sindiran-sindiran sarkastis, pesimis terhadap kemampuan diri, menyangsikan kemampuan anak bangsa tidak usah digagas. Mungkin Kenyinyiran itu hanyalah suara iblis yang tidak ingin manusia bersinergi, bersama bekerja agar negara bisa maju.

Umat Katolik antusias menyambut pahlawan yang bertanding di Asian Games pada misa syukur di Gereja Maria di Angkat ke Surga Paroki Katedral Jakarta Pusat
Umat Katolik antusias menyambut pahlawan yang bertanding di Asian Games pada misa syukur di Gereja Maria di Angkat ke Surga Paroki Katedral Jakarta Pusat
Suara - suara  itu mungkin datang dari politikus yang terjebak dengan rasa frustasi, rindu kemenangan, rindu kekuasaan. Jika kekuasaan itu amanah, manusia tidak perlu harus menghina orang lain, menghina pemimpin, menghina agama lain. Seperti spirit Asian Games rakyat berdoa untuk para politisi berjuanglah seperti para Atlit. Tunjukkan prestasi kalian, bukan dengan mencari kesalahan-kesalahan untuk diekspos dan dijadikan senjata menghabisi lawan politiknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun