Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jakarta, "May Day", Hari Pendidikan Nasional, dan Polemik yang Tidak Pernah Usai

1 Mei 2018   13:22 Diperbarui: 1 Mei 2018   14:41 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: (KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Bermula dari Ken Arok yang membunuh Tunggul Ametung untuk merebut kekuasaan disusul kemudian Anusapati yang giliran membunuh Ken Arok itu berlangsung sampai kerajaan Singasari bubar. Demikian juga Majapahit harus bubar bukan karena pihak lain tetapi karena perang saudara yang menyebabkan kerajaan runtuh.

Jika saudara saling menjegal terutama dalam persaingan meraih kekuasaan apakah akan muncul preseden buruk bagi perkembangan politik negeri ini. Jangan sampai negeri ini harus runtuh hanya karena sesama saudara saling membunuh dan menjegal kekuasaan. Jika ingin maju setiap warga harus bantu membantu mewujudkan negara yang adil, makmur bukan dengan memproduksi kata-kata nyinyir sebagai upaya untuk menjatuhkan pemerintahan yang sedang berkuasa. 

Hastag-hastag yang bertebaran semacam#2019GANTIPRESIDEN #BIARKAN KERJADULU #JOKOWITETAPPRESIDEN adalah dinamika politik tidak boleh ditanggapi dengan membawa emosi berlebihan, perbedaan itu wajar tetapi emosi harus terkendali. Jangan jadikan hastag-hastag itu media perang komentar di media sosial bahkan sampai upaya pembulian di arena yang seharusnya netral semacam CFD (Car Free Day). 

Jangan pula pembagian sembako, bantuan-bantuan kepada orang miskin dimanfaatkan untuk kampanye politik, sungguh tidak elok! Hidup damai-damai saja tidak harus main fitnah yang ujung-ujungnya membuat masyarakat terbelah.

 May Day,Buruh, Politikus dan Hari Pendidikan Nasional

Hari Buruh Internasional jangan dijadikan tunggangan politik. Para buruh yang secara riil status politiknya lemah dengan mayoritas berpendidikan rendah menjadi makanan empuk politisi untuk memainkan isu --isu krusial yaitu upah rendah, ketidakadilan. Dengan memainkan isu pemerintah kurang berpihak pada buruh, terjadi distorsi antara nasib pengusaha dan buruh dibentur-benturkan hingga muncul demo berjilid-jilid. 

Tuntutan relatif sama yaitu kenaikan upah buruh. Dan mereka akan selalu nmggelar demonstrasi jika tuntutannya tidak dikabulkan. Ini adalah problem negara berkembang. Buruh ingin sejahtera kalau perlu upahnya sama dengan professional, mendapatkan rumah, fasilitas komunikasi. Padahal dalam hukum ekonomi pekerja massal harus diupah sesuai porsi kerjanya.

Sayangnya para pekerja terlalu memandang ke atas tidak menyesuaikan diri dengan kemampuan diri. Jika menjadi buruh yang harus menyesuaikan pendapatan dengan tuntutan hidupnya. Jika kelas buruh ingin berperilaku sama dengan manager maka besar pasak daripada tiang. Keadilan itu bukan sama rasa, sama rata seperti yang didengungkan oleh komunis. 

Keadilan itu relatif, sesuai dengan kemampuan, keahlian dan kapabilitasnya dalam setiap pekerjaan dan usaha diri masing-masing orang. Jika pekerja selalu menuntut dan menuntut upah tinggi tetapi kinerjanya tidak sepadan tentu akan mempengaruhi daya saing perusahaan. Jika konflik dipelihara dan mempengaruhi investor untuk menanamkan modalnya membuat perusahaan yang semua prospektif menjadi suram karena ulah sendiri. Jadi dewasalah para buruh. Sesuaikan pendapatan dengan gaya hidup masing-masing.

remaja yang sedang mengenyam pendidikan menjadi tumpuan harapan negara untuk lepas dari belenggu kemiskinan (dokumen pribadi)
remaja yang sedang mengenyam pendidikan menjadi tumpuan harapan negara untuk lepas dari belenggu kemiskinan (dokumen pribadi)
Percayalah, jika mutu pendidikan meningkat, skill atau kemampuan berkembang anda akan selalu  mempunyai peluang memperbaiki kesejahteraan keluarga anda. Bahkan jika akhirnya bisa menjadi pengusaha kesejahteraan anda tentu akan berubah tidak lagi menjadi buruh yang menggantungkan diri dari upah bos anda.

Jika anda tidak bisa mewujudkan cita-cita karena merasa berpendidikan rendah upayakan anak keturunan anda mendapat pendidikan layak sehingga bisa mengubah nasib keluarga anda. Selamat Hari Buruh dan Hari Pendidikan Nasional yang kebetulan berurutan 1 Mei diperingati sebagai hari buruh Internasional dan 2 Mei  Sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Penulis adalah  Guru,blogger, peminat sosial budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun