Mohon tunggu...
Dwi Astono
Dwi Astono Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pengetahuan ialah untuk perbuatan, dan perbuatan dipimpin oleh pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemikiran Filosofis Ki Hajar Dewantara Mengubah Pemahaman Guru

12 September 2022   13:00 Diperbarui: 12 September 2022   13:02 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut pengertian umum yang di sampaikan Ki Hajar Dewantara melalui pemikiran filosofisnya, dikatakan bahwa Pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Beliau juga menyampaikan bahwa maksud Pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan bahwa murid adalah seorang anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). Pengertian ini terkadang menciptakan batas pada pikiran kita akan sosok murid. Selama ini tidak sedikit dari kita kita yang memiliki pandangan kurang tepat terhadap sosok manusia kecil yang disebut murid. 

Kita memiliki pengertian bahwa murid adalah seorang anak yang datang ke sekolah untuk menerima ilmu dari seorang guru. Kepada mereka diajarkan konsep-konsep ilmu pengetahuan dan ditanamkan pada diri mereka karakter-karakter yang baik sebagai pembiasaan. Di akhir kegiatan mereka diuji dengan sebuah ujian akhir. 

Apabila hasilnya baik, maka dikatakan murid itu hebat. Semua tahapan ini dilakukan dalam sebuah pembelajaran di kelas yang tentu sebagai sutradaranya adalah seorang Guru.

Merujuk pada maksud Pendidikan di muka bahwa peran guru adalah ‘menuntun’. “menuntun segala korat yang ada pada anak-anak”. Penggunaan kata menuntun sebagai pilihan kata yang brilian oleh Ki Hajar Dewantara. Mengapa demikian? Karena dalam proses menuntun ada kasih sayang dari seseorang yang menuntun atau bahkan keduanya yaitu yang menuntun dan yang dituntun (Guru dan Murid). Ini penting digaris bawahi, terlebih yang dituntun adalah kodrat yang melekat pada diri murid lahir dan batin. 

Ki Hajar Dewantara dalam Dasar-Dasar Pendidikannya juga menyampaikan bahwa pendidikan itu suatu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak dan hidup- tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kaum pendidik. 


Dari kalimat tersebut dapat kita pahami bersama bahwa Guru dapat menuntun kekuatan-kekuatan kodrat baik lahir maupun batin agar dapat memperbaiki lakunya. Bukan sebagai dasar hidup juga bukan sebagai dasar tumbuh. Karena hidup dan tumbuh itu adalah kodrat yang tidak dapat dirubah oleh guru.

Penjelasan tersebut tentu menambah wawasan kita akan batas kemampuan kita dalam menuntun anak-anak, sehingga kita dapat melakukan perannya masing-masing baik sebagai orang tua, sebagai guru atau sebagai anggota masyarakat untuk dapat menghantarkan anak mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sesuai maksud dari pendidikan. Ini menjadi penting bagi kita karena anak-anak membutuhkan tuntunan pendidikan untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya dengan semakin baik budi pekertinya.

Lebih rinci KHD juga menjelaskan bahwa Guru diibaratkan sebagai seorang petani padi pada hakikatnya memiliki kewajiban yang sama dengan seorang pendidik. Petani hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, melakukan intensifikasi, membasmi hama yang menyerang tanaman padi hingga hasilnya dapat meningkat. Namun, petani tidak dapat mengubah tanamannya menjadi tanaman jagung. 

Selain itu, petani padi juga tidak dapat memperlakukan tanamannya seperti tanaman yang lain (selain padi). Penjelasan ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa kita tidak boleh menyamakan anak yang satu dengan yang lainnya. 

Mereka diciptakan oleh Tuhan dalam kondisi yang unik atau berbeda dengan yang lainnya. Kemudian dalam menuntun anak, kita tidak boleh memaksakan di luar kodrat kemampuan anak agar dapat berubah menjadi jagung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun