Belakangan, penulis kerap mendengar kata 'baik-baik saja', mulai dari lirik lagu hingga pernyataan pejabat publik (*). Saking seringnya mendengar kata-kata tersebut, tersirat pertanyaan dalam benak penulis, sebetulnya seperti apa, sih, 'baik-baik saja' itu?
Mengutip dari merdeka.com, penulis mendapati bahwa kondisi 'baik-baik saja' secara fisik bisa berarti kesejahteraan secara penuh atau keadaan yang sempurna, baik secara fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau keadaan lemah.
Menurut seorang ahli kesehatan Merriam Webster, kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan emosional dan psikologis yang baik, di mana individu dapat memanfaatkan kemampuan kognisi dan emosi, berfungsi dalam komunitasnya, dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Sehingga, penulis menyimpulkan bahwa 'baik-baik saja' itu adalah kondisi kita merasa nyaman, berdaya, serta mampu produktif atau bermanfaat bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Lantas, bagaimana dengan tingginya kasus bunuh diri atau pembunuhan berantai belakangan ini?
Tak dapat dipungkiri itu adalah bagian dari pena Tuhan, tapi menurut penulis, kenyataan itu juga cerminan dari banyaknya orang yang tidak merasa 'baik-baik saja' di sekitar kita.
Jadi, mari kita saling mengingatkan untuk menjadi orang yang 'baik-baik saja'. Bagaimana caranya? Penulis coba bagikan beberapa hal yang mungkin bisa kita lakukan untuk tetap 'baik-baik saja':
1. Pastikan Tubuhmu Memiliki Waktu Istirahat Yang Cukup
Agak klise, tapi memang kalau tubuh kita cukup istirahat, kita akan cenderung dapat berfikir jernih dan mengelola emosi dengan baik bukan?
Bagi sebagian orang, memiliki waktu istirahat yang cukup merupakan suatu kemewahan. Tidak perlu merasa bersalah untuk menghabiskan sedikit banyak rupiah demi bisa 'kabur' sedikit dari rutinitas yang padat, ya. Staycation bisa dicoba, lho.
2. Sesekali, Lakukanlah Hal-Hal Yang Kamu Inginkan