Pendidikan politik adalah proses penting dalam membentuk warga negara yang sadar, kritis, dan aktif dalam kehidupan demokratis. Menurut Almond dan Verba (1963), pendidikan politik memainkan peran sentral dalam membentuk budaya politik yang partisipatif. Namun dalam realitasnya, pendidikan politik masih sering mengabaikan aspek kesetaraan gender. Padahal, kesenjangan partisipasi politik antara laki-laki dan perempuan masih menjadi tantangan besar dalam demokrasi modern, termasuk di Indonesia.
Pentingnya Pendidikan Politik dalam Demokrasi
Pendidikan politik memberikan pemahaman tentang hak dan kewajiban warga negara, sistem pemerintahan, serta mekanisme pengambilan keputusan politik. Ia juga mendorong partisipasi aktif dalam berbagai bentuk, dari pemilu hingga advokasi kebijakan publik. Tanpa pendidikan politik, masyarakat terutama kelompok marginal rentan terhadap manipulasi, apatisme, atau eksklusi dari proses demokrasi. Melalui pendidikan politik, warga negara dibekali kemampuan untuk memahami isu-isu publik, berdebat secara sehat, dan memilih pemimpin berdasarkan program kerja, bukan semata-mata popularitas. Ini menjadi sangat penting dalam konteks Indonesia yang plural dan multikultural, di mana politik identitas sering kali digunakan untuk memecah belah masyarakat.
Kesenjangan Gender dalam Partisipasi Politik    Â
Perempuan masih menghadapi hambatan struktural, kultural, dan institusional dalam berpartisipasi secara penuh di dunia politik. Perempuan juga sering menghadapi beban ganda antara tanggung jawab domestik dan aspirasi politik. Ketimpangan ini tidak hanya terjadi dalam partisipasi pemilu, tetapi juga dalam ruang-ruang pengambilan kebijakan, di mana perempuan masih menjadi minoritas yang kurang diperhitungkan.
Peran Pendidikan Politik dalam Mendorong Kesetaraan Gender            Â
GenderPendidikan politik yang inklusif bisa membantu membongkar stereotip gender dan memperkuat kepercayaan diri perempuan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan. Kurikulum politik perlu memasukkan perspektif gender, baik dalam materi pelajaran di sekolah, kegiatan kampus, maupun pelatihan masyarakat. Contohnya, program "Sekolah Perempuan" yang dijalankan oleh beberapa organisasi masyarakat sipil telah berhasil meningkatkan partisipasi perempuan dalam musyawarah desa dan pemilu lokal. Kegiatan seperti diskusi publik, pelatihan kepemimpinan perempuan, dan simulasi parlemen juga bisa menjadi media pembelajaran yang membebaskan.
Tak hanya itu, pendidikan politik yang responsif gender juga dapat memengaruhi persepsi masyarakat secara umum terhadap kepemimpinan perempuan. Dengan menghadirkan materi dan tokoh-tokoh inspiratif perempuan dalam pendidikan politik, maka persepsi negatif terhadap kemampuan perempuan dalam politik dapat diubah secara bertahap.
Tantangan dan peluang
Ada begitu banyak tantangan yang di hadapi dalam mewujudkan pendidikan politik yang adil gender
Beberapa diantara yaitu: