Mohon tunggu...
Dwi Cahyono
Dwi Cahyono Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Cara Beradab kepada Orang Tua?

25 September 2017   12:19 Diperbarui: 25 September 2017   12:31 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saudaraku ... Artikel kali ini adalah lanjutan artikel sebelumnya yang membicarakan mengenai bagaimana beradab dengan orang tua. Risalah ini kami sarikan dari pembahasan Syaikh Musthofa Al Adawi hafizhohullah dalam kitab beliau yang sangat bermanfaat "Fiqh At Ta'amul Ma'al Walidain". Semoga bermanfaat.

Ketujuh: Janganlah mencela kedua orang tuamu dan janganlah menyebabkan mereka mendapatkan celaan

Dari Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhuma, (beliau berkata bahwa) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya di antara dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya." Lalu ada yang berkata,

"Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang bisa mencela kedua orang tuanya." Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Seseorang mencela ayah orang lain, lalu orang lain tersebut mencela ayahnya. Dan seseorang mencela ibu orang lain, lalu orang lain tersebut mencela ibunya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedelapan: Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya harus lebih didahulukan daripada kecintaan kepada kedua orang tua

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Salah seorang di antara kalian tidak beriman (dengan sempurna) sampai aku lebih dicintainya dari anak dan kedua orang tuanya serta seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)

Juga dari Anas radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Tiga perkara yang seseorang akan merasakan manisnya iman : [1] Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya, [2] tidaklah mencintai seseorang kecuali karena Allah, [3] benci untuk kembali pada kekufuran sebagaimana dia benci untuk dilemparkan dalam neraka." (HR. Bukhari dan Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun