Mohon tunggu...
Dwi Utari H
Dwi Utari H Mohon Tunggu... Mahasiswa - ...

,,,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kendala Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Saat Pandemi Covid- 19

13 Maret 2021   11:26 Diperbarui: 13 Maret 2021   11:30 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui, bahwasannya virus corona (covid 19) sedang melanda di seluruh dunia, dan bahkan untuk di Indonesia sendiri ada 7.300 baru covid 19, dan hingga penderita positif covid 19. Dan sudah suatu kewajiban bagi kita masyarakat Indonesia untuk menjaga diri serta karantina di rumah, dan keluar rumah hanya untuk hal yang urgent saja. Selain itu kita juga perlu meningkatkan kekebalan tubuh , makan makanan yang bergizi serta berolahaga yang rutin, untuk menjauh kan diri dari corona virus.

Dan dampak corona virus ini, kita harus melakukan physical distancing, dan itu yang terjadi pada sekolah-sekolah serta perguruan tinggi di Indonesia, bahkan di seluruh dunia, agar kegiatan belajar tetap terlaksana, disiasati dengan pembelajaran online atau daring. Kabarnya, mereka diberi kuota dari pemerintah untuk pembelajaran daring ini, nah namun, apakah semua siswa ini mempunyai gadget yang memadai untuk melakukan pembelajaran daring ini ?, dan apakah siswa -- siswa ini mampu untuk memahami serta melakukan media-media pembelajaran daring ?. Dan jika siswa tidak bisa memenuhi kriteria tadi apakah siswa tersebut mampu mencapai kebutuhan pendidikannya ?. Banyak sekali timbul pertanyaan serta keraguan yang terjadi pada saat pembelajaran daring ini.

Pada kebanyakan sekolah, di  jenjang SD/MI mereka kebanyakan lebih menggunakan media WhatsaApp untuk melakukan pembelajaran daringnya, sedangkan untuk jenjang SMP/MTS mereka kebanyakan menggunakan media WhatsApp, atau google classroom untuk memenuhi pembelajaran daring, dan jenjang SMA/SMK/MAN mereka kebanyakan sudah menggunakan google classrom, google meet dan, zoom (tatap muka secara langsung), juga WhatsApp sebagai alat komunikasinya. Tetapi ada juga sekolah yang sistem nya semi online, yang dimana mereka tatap muka 2 minggu dalam sebulan (selang seling, misal minggu ke-1 tatap muka, minggu ke-2 tugas).

Dan kondisi guru yang mengajar pun sama, tidak semua guru mengetahui tata cara pembelajaran daring ini, dan bahkan ada juga dari mereka yang gadget nya tidak memenuhi syarat untuk pembelajaran daring ini, dan ada juga yang mengatakan bahwasannya faktor umur pun berpengaruh dalam mempelajarari media pembelajaran online ini, banyak. Tetapi inilah resiko nya seorang guru, jika tidak bisa mempelajari media pembelajaran daring, maka pendidikan tidak terlaksana, sehingga sebetulnya banyak juga guru yang kewalahan dalam hal ini.

Dari setiap gurunya pasti ada kendala dalam pembelajaran, apalagi bagi mata pelajaran yang memerlukan praktek dalam pembelajarannya, salah satu nya yaitu mata pelajaran pendidikan jasmani, seperti yang kita tahu pendidikan jasmani itu lebih menekankan  pada aspek psikomotor, yang dimana pembelajaran praktek itu harus dilakukan. Namun dengan kondisi seperti ini, dan banyak kendala yang di rasakan, bagaimana untuk mencapainya ?  Inilah memang struggle atau kendala yang di rasakan guru penjas sendiri dalam pembelajaran daring ini.

Menurut saya, faktor pendukung pembelajaran daring Pendidikan Jasmani itu adalah bukan hanya teori saja, namun video pembelajaran daring serta praktik olahraga pun perlu dilakukan, atau bisa juga langsung tatap muka di zoom atau google meet untuk dilakukan, dan menurut saya itu lah yang paling efektif saat pandemi covid 19 ini, nah jika kita melihat pada kondisi kriteria yang saya sebutkan tadi, apakah pendidikan jasmani ini terlaksana ? baik di jenjang SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MAN ?, ini lah yang dijadikan keraguan juga oleh guru Pendidikan Jasmani.

Guru SD dan SMP pun mengatakan bahwasannya, mereka itu hanya menggunakan media WhatsApp, karena itulah yang paling mudah dipahami bagi mereka, dan guru Pendidikan Jasmani hanya memberikan video pembelajarannya saja. Ditambah lagi dengan pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMK, yang dimana kelas 12 SMK itu sudah tidak ada Pendidikan Jasmani lagi, yang membuat guru Pendidikan Jasmani pengangguran. Maka dari itu, menurut saya pembelajaran Pendidikan Jasmani saat pandemi ini, sebagian besar sekolah tidak efektif melakukannya, karena sebagian besar hanya mendominasi pada aspek kognititf nya saja daripada aspek psikomotornya, karena kondisi yang tidak memungkinkan ini, sehingga untuk mengatasi hal tersebut pun banyak sekolah yang melakukan semi online.

Sehingga, menurut saya solusi terbaik dari semua kendala ini yaitu dengan melakukan pembelajaran  semi online, atau dilakukan tatap muka secara selang-seling (misal minggu ke-1 online, minggu ke-2 offline atau tatap muka), yang pastinya dilakukan dengan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, selalu membawa handsanitizer. Dan juga jangan  melakukan tatap muka apabila sedang sakit, atau yang  menunjukkan gejala covid-19, dan tetap menjaga kekebalan tubuh dan imun agar terhindar dari virus corona ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun