Mohon tunggu...
Dwi Isnaini
Dwi Isnaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mompreneur yang menyukai dunia tulis menulis

Owner CV Rizki Barokah perusahaan dalam bidang makanan ringan. Penulis buku "Karakter Ayah Pebisnis untuk Sang Anak Gadis"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa yang Kita Tuai Tergantung dari Apa yang Kita Tanam

5 Desember 2021   06:23 Diperbarui: 5 Desember 2021   07:15 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tukang Review

Inilah pemahaman yang harus kita tanamkan dalam pikiran kita, bahwa kita ini sama sempurnanya dengan manusia yang lain. Kita bukan produk gagal!

Saat kita melihat orang lain berlimpah rezeki dengan begitu mudahnya, bukan karena DNA mereka yang sejak lahir sudah berbeda dari kita. Sama sekali tidaklah demikian! Mereka hanya menyerap informasi yang berbeda dari kita selama hidupnya. Mereka pun bertindak dengan tindakan yang berbeda.

Untuk menjadi seperti mereka, kita hanya perlu belajar lebih banyak lagi, sehingga ketika kita mengetahui apa yang selama ini telah mandarah daging dalam pikiran mereka, maka kita pun sanggup bertindak seperti mereka.

Bolehlah saya bercerita tentang diri saya sendiri yang menjadi pedagang tanpa ada pendidikan formal tentang ekonomi maupun bisnis. Nyatanya saya juga bisa sesukses mereka yang menjadi sarjana ekonomi. Tapi saya juga tidak menafikkan peran Pendidikan formal.

Saya belajar bisnis sejak dari kandungan, karena orangtua saya keduanya pebisnis. Dari kecil yang saya lihat barang-barang dagangan, nota-nota bon dan seluruh aktivitas perdagangan. Saya melihat bagaimana orang bertransaksi baik menjual maupun membeli. Tanpa suatu teori yang panjang pun saya sudah menyerap banyak informasi bisnis.

Semua orang itu awalnya sama. Kita diberi modal yang sama oleh Allah. Orang-orang yang telah sukses, sebelumnya telah menjadi pembelajar yang tangguh. Mereka sukses karena telah lebih dahulu banyak belajar. Jika kita mau menjadi pembelajar sejati dan suatu saat nanti pengetahuan dan informasi yang kita serap sudah sampai pada level seperti orang-orang yang sukses tersebut, maka kita pun bisa sukses seperti mereka.

Tugas kita sekarang adalah harus bergerak menanam bibit baru di tanah tersebut. Jangan-jangan selama ini kita hanya menanam tanaman musiman dengan batang yang pendek, pantas saja tanaman ini tidak pernah tumbuh lebih tinggi lagi. Memang sih membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya untuk menanamkan pola pikir yang baru.

Tanamlah bibit yang akan tumbuh menjadi pohon besar. Kalau perlu sebesar mungkin. Semakin mindset menjadi keyakinan, artinya semakin besar bibit yang ditanam. Mungkin saat ini masih berupa bibit. Namun, beberapa tahun kemudian akan tumbuh menjadi Anda yang berbeda.

Pohon terbesar di dunia pun berasal dari bibit yang mungkin dulunya tidak diperhitungkan sama sekali. Tapi hari ini pohon itu tumbuh sangat-sangat besar hingga manusia bisa melubangi bagian tengah pohon tersebut menjadi terowongan untuk dilintasi mobil. Itulah pohon Sequoia yang hidup di pegunungan Sierra Nevada, Amerika dengan diameter yang mencapai enam meter.

Mari kita simak untaian kalimat dalam kitab yang terkenal, Al-Hikam karya As-Syeikh Ibnu Athaillah. "Tanamlah dirimu pada tanah yang dalam, karena tidak akan tumbuh suatu tanaman apapun apabila ia tidak ditanam."

Sejatinya Al-Hikam sedang membahas tentang keikhlasan yang diumpamakan seperti benih yang ditanam cukup dalam, sehingga tidak ada orang yang bisa melihatnya dari luar. Adapun orang yang riya, laksana benih itu dibiarkan saja di atas tanah agar terlihat oleh orang lain. Tentu saja benih itu hanya mempunyai kemungkinan kecil untuk tumbuh karena tidak ditanam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun