Mohon tunggu...
Dwi Fuztihana
Dwi Fuztihana Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca adalah jendela dunia, dan menulis adalah pintunya

Ibu bekerja, dengan 5 orang anak, yang ingin selalu belajar dan belajar. Hobby membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Tips Menyikapi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)

14 November 2020   12:31 Diperbarui: 14 November 2020   12:53 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak adanya pandemi virus Covid-19 pada pertengahan bulan Maret 2020, banyak sekali dampak yang berimbas dalam kehidupan. Dari segi ekonomi, sosial, budaya bahkan sampai mengarah pada sistem pendidikan dimana pembelajaran siswa dilakukan secara daring atau luring atau yang sering disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Keputusan Pemerintah yang mendadak dengan meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah / madrasah menjadi di rumah, membuat kelimpungan banyak pihakt terutama untuk para orang tua yang harus menggantikan posisi sebagai guru/pengajar untuk anaknya. Lebih-lebih bagi orang tua yang bekerja, mereka tetap harus bekerja sementara anak harus tetap belajar di rumah. Jadi orang tua tidak bisa mendampingi anak belajar secara maksimal.

Jika Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini berlanjut hingga berkepanjangan, maka akan memberikan dampak yang kurang baik untuk orang tua maupun anak. Dampak negatif  dari Pembelajaran Jarak Jauh bagi anak, antara lain anak kurang bersosialisasi dengan guru dan teman-temannya karena lebih sering menggunakan gadget, anak juga menjadi kehilangan motivasi atau semangat belajar, serta kedisiplinan anak menjadi menurun.

Begitu juga halnya dengan para orang tua, mereka akan merasakan dampak dari Pembelajaran Jarak Jauh yang berkepanjangan ini. Adapun dampak negatif bagi orang tua, antara lain adanya peningkatan biaya untuk sistem pembelajaran daring, kesulitan untuk mendampingi belajar, serta orang tua mungkin akan merasa lelah memotivasi anak yang kehilangan semangat belajar.

Untuk menyikapinya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengurangi  beban pikiran orang tua akibat dampak Pembelajaran Jarak Jauh yang berkepanjangan, antara lain :

1. Ubah mindset tentang makna dan tujuan belajar.

Apa  sih   belajar itu ? Apakah  belajar harus di dalam kelas ? Apakah  belajar  harus  menulis ? Apakah belajar harus dengan membaca ? Belajar bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja kita bisa belajar, dan dengan cara apapun kita bisa belajar.  Karena, belajar itu adalah sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak  bisa menjadi bisa.

Pada hakekatnya belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan karena adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian / ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih. (sumber :www.maxmanroe.com)

Lalu apa saja tujuan belajar ? Kita pun sebaiknya meluruskan tujuan dari belajar itu bukan hanya mengejar nilai akademis semata atau mendapatkan peringkat di kelas. Karena tujuan belajar adalah untuk menambah wawasan atau pengetahuan, untuk pembentukan sikap, menanamkan konsep dan ketrampilan supaya hidup lebih tertata dan bisa menjadi orang yang berguna.

Dengan mengubah mindset kita tentang makna dan tujuan belajar, maka kita tidak akan terpaku hanya belajar pada mata pelajaran di sekolah saja. Banyak hal yang harus dipelajari selain mata pelajaran di sekolah. Ada yang lebih penting lagi yang perlu kita tanamkan kepada anak-anak. Diantaranya adalah belajar tentang konsep KeTuhanan, kejujuran, kemandirian, kedisiplinan dan tanggung jawab.

2. Lebih mengutamakan proses daripada hasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun