Mohon tunggu...
Dwi Wahyuni
Dwi Wahyuni Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi Pendidikan

Pendidik yang hobi menulis. Menulis adalah refleksi diri dan bentuk dari belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema Guru Tua di Zaman Serba Teknologi

9 Februari 2024   00:29 Diperbarui: 9 Februari 2024   02:52 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia pendidikan mengikuti arus perkembangan teknologi, guru pun menjadi pengguna berbagai platform dan aplikasi penunjang pembuatan media pembelajaran kekinian ataupun aplikasi penunjang kegiatan kependidikan yang biasa digunakan dalam berbagai kesempatan. Diharapkan guru banyak menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada saat ini. 

Yang terjadi adalah ada yang menyambutnya dengan perasaan optimis, ada pula yang menerimanya dengan pesimis karena menerima dengan keadaan terpaksa disertai dengan keluhan yang bertubi-tubi dan menyalahkan usaha transformasi pendidikan yang terjadi saat ini.

Perkembangan dunia pendidikan yang serba IT (Information and Teknologi) ini menjadi hal yang sulit bagi para guru tertentu, walaupun bukan untuk semua guru. Kadang kondisi ini sering kali dianggap hanya pantas dirasakan oleh para guru junior yang masih muda-muda saja karena masih kuat belajar dan masih panjang masa kerjanya, masih lama pensiunnya. 

Jadi urusan belajar hal baru terutama hal yang berhubungan dengan teknologi hanya buat para guru yang muda saja. Sebenarnya masalahnya bukan pada kondisi tua dan muda, tapi ini adalah masalah tanggungjawab dan kebutuhan sebagai seorang guru.

Di tengah laju pesatnya perkembangan teknologi dan pendidikan, tidak bisa dipungkiri para guru yang sudah berusia lanjut seringkali menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya adalah kesulitan dalam mengadopsi perangkat teknologi baru, menyesuaikan diri dengan perubahan pendidikan dan merasa pesimis terhadap tuntutan untuk terus belajar dan berkembang.

Guru-guru veteran yang telah mengabdikan sebagian besar hidup mereka untuk pendidikan, kini dihadapkan pada paradoks modernitas. Di satu sisi, mereka memiliki pengalaman yang berharga dan pengetahuan yang mendalam tentang pembelajaran. Namun di sisi lain, mereka sering kali merasa terpinggirkan oleh perkembangan teknologi dan kurikulum baru.

Salah satu tantangan utama adalah adaptasi terhadap perangkat teknologi yang semakin canggih. Meskipun banyak lembaga pendidikan yang memperkenalkan perangkat dan platform digital untuk meningkatkan pengalaman belajar, banyak guru tua mengalami kesulitan memahami dan menggunakan teknologi tersebut. Bagi sebagian dari mereka, pembelajaran online, penggunaan aplikasi, dan perangkat lunak baru merupakan sesuatu yang menakutkan dan membingungkan.

Selain itu, perkembangan pendidikan yang terus berubah juga menjadi tantangan yang tidak mudah. Guru-guru veteran sering kali telah mengembangkan gaya mengajar dan kurikulum yang teruji selama bertahun-tahun. 

Namun, dengan perubahan dalam pendekatan pembelajaran dan penilaian , membuat mereka merasa sulit untuk menyesuaikan diri. Perasaan tidak nyaman ini sering kali membuat mereka merasa tidak relevan dan terpinggirkan. 

Tidak hanya itu, tuntutan untuk terus belajar dan mengembangkan diri juga menjadi beban tersendiri bagi guru-guru tua. Sementara mereka mungkin dulunya telah banyak mengikuti pelatihan-pelatihan dan mendapatkan sertifikasi, tekanan untuk terus meningkatkan keterampilan mereka dalam menghadapi tantangan baru terasa begitu berat. 

Perasaan pesimis seringkali muncul, karena mereka merasa bahwa tugas utama mereka seharusnya adalah mengajar, bukan terus-menerus belajar tentang teknologi baru atau strategi pembelajaran inovatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun