Mohon tunggu...
Dear Risna
Dear Risna Mohon Tunggu... Pegawai -

Seseorang yang sedang berusaha menjadi lebih baik dan produktif untuk belajar menulis, berusaha untuk lebih semangat banyak membaca buku, Penikmat tulisan orang, dan bercita-cita kuliah dan traveling ke luar negeri, Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"People Zaman Now" Miskin Kreativitas? "Say No, Guys!"

29 Desember 2017   11:05 Diperbarui: 29 Desember 2017   11:31 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber :www.educenter.id

Sebelum saya memulai nulis artikel ini, saya terinspirasi dengan artikel salah seorang senior kompasiana Pak Tjiptadinata yang berjudul " Hidup Melarat di Usia Muda". Dari artikel beliau saya seolah mendapat pencerahan untuk menulis ide pada artikel saya ini. 

Kalau sebelumnya Pak Tjipta menjelaskan bahwa anak muda jangan pernah takut melarat saat ini,  hal ini lebih baik ketimbang melarat di usia senja. Penjelasan beliau menggerakan hati saya sebagai anak muda zaman 'now' untuk tidak takut  berkreativitas dan saya berharap banyak anak muda di luar sana bisa membaca tulisan beliau dan terinspirasi untuk tetap berkarya.

Miris memang, beberapa minggu lalu kita mendengar berita salah seorang artis Korea Selatan yang meninggal akibat 'bunuh diri' diduga mengalami depresi berat dan akhirnya mengakhiri hidupnya di apartemennya. Bahkan beberapa fans nya di Indonesia merasa sedih dan ingin bunuh diri juga. 

Lain lagi, ada kasus dimana Pemuda yang memiliki prestasi dan karya bagus namun terjerat narkoba hanya karena ingin mendapatkan pengakuan di lingkungannya, ingin tetap bisa berkarya dengan mengonsumsi narkotika. That's wrong guys! Narkoba hanya akan membuat hidup lo menderita!

Fenomena ini membuat saya menjadi khawatir, apakah anak muda khususnya di Indonesia hanya akan menjadi followers dan pada akhirnya miskin kreativitas sehingga tanpa berpikir panjang mengakhiri hidupnya sia-sia??

Disini, saya ingin berbagi pandangan dan ingin mengajak sahabat semua agar kita sebagai pemuda sekaligus people zaman 'now' tidak  terjerat dengan arus pergaulan yang merugikan. 

Saya bersyukur berada di lingkungan yang baik dan keluarga yang mendidik saya dengan ajaran dan norma agama. But, it's not enough guys! disaat usia kita beranjak remaja, dewasa, dan memiliki banyak lingkungan bermain, disitulah peran kita dalam memilih 'Mau Jadi Apa Kita?'

Pengalaman saya mulai masuk kuliah dulu, awalnya saya memiliki rasa khawatir dengan lingkungan yang saya jalani nanti. Saya seorang yang introvert, tidak terlalu menyukai keramaian saat itu, tetapi saya memilih untuk menjadi manusia yang memiliki mimpi dengan kreativitas saya. Dari situ saya memulai mimpi saya dengan menuliskan keinginan saya pada secarik kertas kemudian di pajang pada dinding kamar saya.

Pertama, saat masuk kuliah saya ingin menjadi salah satu anggota BEM. Saya merealisasikan mimpi saya berawal dengan  berkeliling di stand-stand Organisasi saat penerimaan mahasiswa baru. Disitu, saya mendaftar menjadi anggota PKPM (Pelatihan Kepemimpinan Profesionalisme Mahasiswa) yang diselenggarakan BEM Fakultas. 

Saya mulai mengembangkan kreativitas saya dengan membuka diri dalam pergaulan antar jurusan. Sekitar 30 orang kami terpilih untuk mengikuti karantina selama 3 hari di sebuah daerah gunung wilayah Lembang. Dalam pelatihan tersebut para peserta diasah daya kreativitasnya sebagai pemimpin. Kami 'homestay' di rumah penduduk dengan keterbatasan listrik, MCK, dan jarak yang jauh dari perkotaan. Di hari terakhir kami melakukan pendakian gunung, Udara dingin saat itu tidak membuat kami gentar karena kami selalu membawa KayuPutihAroma untuk menghangatkan tubuh ketika melakukan pendakian. Akhir pelatihan tersebut, akhirnya kami dilantik menjadi anggota junior BEM fakultas.

Mimpi saya tidak berhenti dari situ, di tahun ketiga saya kuliah, ada pengumuman penerimaan sebagai asisten dosen di kampus. Saya teringat dengan  secarik tulisan pada dinding kamar di awal kuliah dahulu. Dan akhirnya saya memberanikan diri untuk mengikuti seleksi tersebut, kemudian berhasil lolos menjadi salah satu tim 'Teaching Assistant" di kampus. Bukan sebuah kesuksesan jika tanpa pengorbanan,  untuk menjadi asisten pengajar, biasanya jadwal mengajar saya pada waktu malam di kelas praktikum kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun